SENI HIBURAN

Rani Permata Diky Chandra, Siap Hadiri Kebangkitan PARFI Garut

Rani Permata Dicky Chandra, mantan Ketua Parfi Garut, dalam sebuah adegan sinetron komedi “Siti Hopimpah” produksi Parfi Garut. (2010). (Foto; Yodaz)
Rani Permata Dicky Chandra, mantan Ketua Parfi Garut, dalam sebuah adegan sinetron komedi “Siti Hopimpah” produksi Parfi Garut. (2010).
(Foto; Yodaz)

SEGENAP insan pegiat film di Garut berbunga-bunga. Tentu, karena Bupati Kabupaten Garut H. Rudy Gunawan merestui isterinya, Ny Hj Diah Kurniasari, untuk tampil sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC)  Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Garut.

Restu dari Rudy Gunawan, sangat erat kaitannya dengan upaya perpanjangan historis keberadaan organisasi profesi insan perfilman daerah ini. Terlebih karena Parfi Garut sekian lama menjalani masa kemeranaan panjang.

“Alhamdulillah bapak sudah memberi izin, untuk kesiapan saya meneruskan kepemimpinan Parfi di Garut” ungkap Ny Hj Diah Rudy Gunawan di rumah dinas Bupati Garut, Senin (9/2/2015) pagi .

Sinyal atas kebangkitan kembali PARFI Garut, sekaligus membasahkan lagi riwayat panjang tentang perjalanan perfilman nasional masa lampau. Sejak dekade 1961, Garut banyak berperan dalam kelangsungan wajah perfilman negeri ini, dengan kegiatan syuting film yang mengalir ke daerah Garut.

Kondisi itu dikuatkan lagi dengan munculnya (alm) R Husen, yang dikenal sebagai juru kamera film kawakan dalam kejayaan NV “Perfini” pimpinan (alm) H Usmar Ismail. “itu sebabnya, Garut layak jadi pelopor pendirian lembaga DPC Parfi di Jawa Barat, karena Garut memiliki historis penting dalam perfilman nasional” kata Eka Gandara Wk, mantan Ketua DPD PARFI Jabar dalam kesempatan terpisah.

Kabar kesiapan Hj Diah Rudy Gunawan memimpin kebangkitan Parfi Garut, secepat itu disambut hangat Ketua DPD Parfi Jabar, Hj Ainun Azhar.

“Saya sangat bersyukur dan berbangga, Parfi Garut siap bangkit lagi. Untuk itu terimakasih saya sampaikan kepada Pak Rudy Gunawan dan Bu Diah, yang telah menunjukan apresiasinya, hingga citra Parfi Garut dengan segala potensi yang dimilikinya bisa kembali terkembang” sambut Hj Ainun Azhar via telepon, Senin  sore.

Pihaknya akan segera meluncur ke Garut, untuk persiapan pelantikan kepengurusan baru. “Saya hanya tinggal menunggu kabar, kapan Ibu Diah bisa menerima kami” katanya.

Wujud kegembiraan atas sinyal pergeliatan Parfi Garut, dibuktikan pula dengan dukungan dari Rani Permata Dicky Chandra, mantan Ketua Parfi Korda Garut. isteri mantan Wabup Garut ini, memang terbingkai dalam sejarah pendirian Parfi Garut semasa masih bernama Korda Garut (30/11-10).

“Insya Allah, pada saat pengukuhan kepengurusannya nanti, saya akan hadir ke Garut! Selamat untuk Parfi Garut” ungkap Rani Permata melalui sms ke Sekretaris DPC Parfi Garut, Yoyo Dasriyo (Yodaz).

Kebangkitan DPC Parfi Garut, bernilai amat strategis. Tak hanya karena berlatar kekuatan historis, namun pergeliatan organisasi profesi insan film itu menjelang peringatah Hari jadi Garut, Februari ini. Sangat realistis, jika Hj Diah Rudy Gunawan mencanangkan acara pengukungan pengurus baru Parfi Garut, bisa digelar dalam kaitan momentum kesejarahan daerah ini. Di awal pendiriannya, Parfi Garut dibentuk dengan formasi Rani Permata Diky Chandra (ketua), Yoyo Dasriyo (sekretaris) dan H Cheppy Effendy (bendahara).

Itu sebenarnya puncak perjalanan panjang insan film Garut, setelah merintis pendiriannya dari komunitas film bernama HISDRAFI (Himpunan Seniman Drama & Film) tahun 1986, yang dipimpin (alm) H Arman Effendy. Namun Ketua Umum PB Parfi, (alm) H Ratno Timoer, saat itu tidak membenarkan pendirian HISDRAFI dalam payung PARFI. Apapun rintangannya, semangat pegiat film Garut tak pernah surut. Bahkan, HISDRAFI pernah tampil memproduksi tiga film non komersial berjudul, “Dewi Sang Prajurit”, “Senyum Syania” dan “Bulan Yang Mulia”.

Ketiga produksi itu diwarnai bintang tamu, (alm) Jack Maland, Alvian, Hera Gretha dan Yessy Gasela. Pamor HISDRAFI lalu memudar, ketika semua pengurus dan anggotanya sibuk mendukung film “Bendi Keramat”, “Tragedi Bagendit”, dan banyak sinetron TVRI Pusat, yang mengalir deras ke Garut. Setelah HISDRAFI beku selama 23 tahun, insan film Garut mendapat pengakuan dan kehormatan untuk mendirikan DPC Parfi Garut.***

(Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *