SENI HIBURAN

Catatan Almarhum Kang Yodas tentang Kang Mus Epy Kusnandar “Preman Pensiun”

Epy Kusnandar, foto istimewa
Epy Kusnandar, foto istimewa

Mengenang Tulisan Karya Almarhum Kang Yodas

oleh : Janur Mb

“Saya senang Epy sempat mengontak saya dan mengapresiasi tentang tulisan yang memuat perjalanan kariernya dalam dunia akting, yang kita muat di gapuraindonesia Bung..!” Kata Almarhum Kang Yodas yang sempat terekam telinga saya beberapa waktu sebelum ajal menjemput almarhum.
Kang Yodas mengaku senang sebab Epy yang menjadi bagian dari salah satu tulisan dalam deretan panjang karier asal Garut tersebut lagsung diapresiasi yang bersangkutan.

“Epy bilang ke saya sempat merinding baca tulisannya bung..!” Ucap Kang Yodas dengan gayanya yang Khas ketika memanggil saya.

Kala itu sosok cerdas pengamat, penulis dan wartawan film asal Garut ini baru saja merampungkan tulisan mengenai sederet nama artis asal Garut dalam pentas dunia hiburan tanah air. Salah satu yang mendapat perhatian serius dari almarhum adalah sosok Epy Kusnandar.

Talenta unik dan nyentrik tersebut banyak menyita perhatian kang Yodas hingga sepersekian perjalanan sosok ceking nan humoris tersebut tidak lepas dari rekamannya meski mengawasi dan memantau dari jauh.

Termasuk saat salah satu tokoh pemeran di sinetron Preman Pensiun tersebut memperoleh anugerah pemeran Pria terpuji FFB 2014, Kang Yodas tidak luput mengupasnya melalui tulisan yang hangat dan khas gayanya sendiri.

Kini sosok Epy Kusnandar makin berkibar, karier keartisannya di duni akting makin menjadi dan melejit lewat peran Kang Mus di sinetron Pereman Pensiun besutan MMC Feacture yang tayang di RCTI tersebut.

Lagi-lagi sinetron tersebut juga berhasil menyabet seriar televisi terpuji pada Festival Film Bandung 2015, sayang Kang Yodas sudah tiada, benar-benar tidak ada lagi tulisan tentang FFB versinya yang biasa mengalir deras penuh kekuatan data dan fakta sejarah yang membuat lebih dari tulisan-tulisan almarhum.
Berikut tulisan Bung Yodas yang masih banyak dibuka dan dibaca para pemirsa gapuraindonesia.com hingga terus bertengger ditangga ttrending topik berita versi media online ini.
SIAPA orangnya yang mau dikejar mimpi? Perlawanan panjang untuk melibas kegarangan hidup di Jakarta, membuat Epy Kusnandar mampu berpeluk mimpi. Itupun setelah bergulat mendalami keilmuan di IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Babak baru dalam kehidupan profesinya mulai bersinar. Ambisi merebut sukses di ladang seni peran pun terkembang, dengan peluang berperan penting dalam sinetron komedi “Kejar Kusnadi” (2005), dan “Suami-Suami Takut Isteri”.

Di balik sinetron tayangan televis, sebaris judul film nasional berderet diperani Epy dengan peranan berjenjang. Tanpa harus berperan utama, Epy hadir di film “Petualangan Sherina” (2000), “Maskot” (2006), lalu tahun 2007 tampil di film “I Love You, Om”, “Kamulah Satu-Satunya” dan “Get Married”. Selepas “The Tarix Jabrix”, “Faces of Fear”, “Tri Mas Getir”, dan “Si Jago Merah” (2008), akting Epy mewarnai film “Romeo Juliet”, “Paku Kuntilanak” dan “Kabayan Jadi Milyuner” (2010).

Di tengah laju karier filmnya yang mengalir deras itu, kejutan kabar terumbar menghentak kancah keartisan sinetron dan perfilman negeri ini. Evy Kusnandar terkabar harus bergelut melawan maut, karena derita tumor otak yang sekian lama dideritanya. Diagnosa dokter yang menanganinya memvonis, aktor watak berdarah Garut ini hanya berumur 4 bulan lagi…! Namun, umur manusia misteri kehidupan. Rahasia milik Allah. Terbukti, pamor Epy Kusnandar kian berkilau.

Bahkan di film “Kabayan Jadi Milyuner”, Epy tampil garang! Akor ini berperan meyakinkan, sebagai tokoh pimpinan pengunjuk rasa. Saat kabar vonis dokter itu berlalu, justru Evy Kunandar terpilih sebagai Aktor Pembantu Utama Terbaik penerima Piala Vidia (sinetron “Maaf Lebaran Ini”) di pentas FFI (Fesival Film Indonesia) 2012. Karier filmnya pun melaju ke lakon “I Love You Masbro”, lalu tahun 2013 daftar filmnya memanjang, “Operation Wedding”, “9 Summers 10 Autumns”, “Bangun Lagi Dong, Lupus”, dan “Slank Nggak Ada Matinya”.

Jam terbang Epy Kunandar kian membumbung. Sejumlah film yang diperaninya tahun 2014 ini, tercatat seperti “Killers”, “The Raid 2 – Berandal”, “Kamar 207”, “Mengejar Malam Pertama”, serta “Aku, Kau & KUA”. Kecintaan ke kampung halamannya di Garut, pernah dibuktikan dengan kesibukan membuat sinetron “The Adventures of Superman”, yang melibatkan sejumlah pemain daerah. Tak hanya itu, Epy memang selalu berusaha hormat pada sejarah.

Pernah suatu sore di lobby hotel “Augusta” Cipanas Garut, Epy Kusnandar bergegas memburu saya. Tak perduli di depan aktor senior Eeng Saptahadi, Lola Amaria dan sejumlah artis lainnya, tanpa sungkan Epy seketika merunduk penuh hormat. Belum sempat saya menyapa, sang aktor ini menyambar dan mencium tangan saya… ”Mas Eeng, ini guru saya di Garut!” ungkap Epy tanpa beban. Eeng Saptahadi dan artis lainnya mengangkat jempol.

Mereka bangga dengan sikap hormat Epy pada sejarah. Tentu saja, gaya luwes sang mantan aktor Teater “Bayu” Garut ini, selayaknya jadi cermin bening bagi artis lainnya dari daerah, yang menuai sukses di Jakarta. Memang sukses Epy Kusnandar jadi pemanjang riwayat kejayaan aktor Asgar. Namun, historis Garut sebagai kota kedua di Jawa Barat setelah Sukabumi – sebagai tujuan lokasi syuting film, belakangan ini masih terpanggang kemarau panjang.

Selepas Festival Film Bandung 2014, insan perfilman nasional bersiap untuk menjemput Festival Film Indonesia (FFI) 2014, yang biasa digelar jelang tutup tahun. Arena bergengsi tinggi penganugerahan Piala Citra dan Piala Vidia itu, masih membuka peluang bagi kejayaan Epy Kusnandar. Dari sinetron “Manusia Kardus” yang memenangi gelar terpuji di FFB 2014, peluangnya meraih Piala Vidia pantas diperhitungkan Kali ini, dalam kapasitas pemeran utama pria ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *