PENDIDIKAN SOSIAL POLITIK

Kebutuhan Hidup Keluarga Makin Berat, Siswa SMA di Ciamis Terpaksa Putus Sekolah

DAMPAK KENAIKAN BBM DIRASAKAN OLEH ANAK SEKOLAH DI CIAMIS  JABAR 007_0001

Gapura Ciamis, Ironis, akibat himptan ekonomi keluarga yang terbilang serba kekurangan dan pas-pasan, Dian Firdaus, salah serang siswa SMA Negeri 1 Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa-Barat, terpaksa harus keluar sekolah.
Keterbatasan kemampuan ekonomi kedua orang tuanya sudah tidak mampu lagi menyediakan uang untuk berbagai keperluan sekolah Dian termasuk ongkos naik angkutan umum yang dirasa semakin berat setelah terjadi kenaikan akibat kenaikan BBM beberapa waktu lalu.

Jarak tempuh dari rumah ke sekolah yang harus dilalui lebih dari 5 KM mejadi salah satu alasan Dian Firdaus berhenti sekolah karena harus setiap hari naik angkutan umum degan tarif baru hingga 3000 rupiah satu kali berangkat sehingga orang tua Dian harus menyediakan ongkat pulang pergi anaknya 6000 rupiah setiap hari belum kebutuhan lainnya sehingga dirasa makin memberatkan mereka.

Dian Firdaus adalah anak kelima dari delapan bersaudara anak pasangan dari Esih Sukarsih dengan Dadang Karnawan, warga dusun Baregbeg, Desa Baregbeg, kecamatan Baregbeg, kabupaten Ciamis.
Pekerjaan Dadang Karnawan sebagai buruh serabutan semakin merasakan beban untuk menghidupi keluarga dengan delapan orang anak, sementara penghasilan yang tidak menentu setiap harinya tidak dapat lagi menjamin kebutuhan rutin anak-anak mereka termasuk menyediakan ongkos untuk sekolah Dian salah satu anaknya tersebut.

Selain memenuhi kebutuhan Dian, Keluarga Dadang Karnawan juga masih harus menghidupi dan membiayai biaya sekolah empat orang anaknya yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Maka dengan sangat terpaksa Dian yang sudah duduk dibangku SMA yang harus putus sekolah demi adik-adiknya yang masih duduk dibangku sekolah dasar agar jangan sampai putus sekolah meskipun belum ada jaminan bagi keempat adiknya untuk tetap dapat bertahan karena orang tanya sudah sangat kewalahan terlebih pasca kenaikan BBM yang telah memicu banyak kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sehari-hari.

“Kami tidak bisa apa-apa lagi kecuali menghenikan sekolah salah satu anaknya, karena tidak mampu lagi menyediakan ongkosnya”. Kata Esih, Ibu kandung Dian Firdaus saat dijumpai dirumahnya baru-baru ini.

Menurut Esih, Suaminya sebagai pekerja serabutan sudah menyerah untuk dapat mempertahankan anaknya tetap sekolah karena penghasilan dari kerja serabutan tidak bisa menjamin kebutuhan ongkos dan keperluan lainnya bagi anak-anaknya.

“kalau ada ongkos atau bekal untuk kakanya, tidak ada untuk adiknya jadi berebut, kasihan mereka dengan sangat terpaksa saya meminta anaknya saya yang di SMA untuk berenti sekolah demi adik-adiknya yang masih di SD jangan sampai putus”. Ungkapnya lirih.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Bargebeg, Wawan Setiawan saat dikonfirmasi membenarkan jika Dian Firdaus salah satu anak didiknya yang telah mengundurkan diri akibat terkendala faktor ekonomi.

Bahkan bukan hanya Dian, masih ada satu siswa lainnya yaitu Hasan juga putus sekolah. Keduanya tercatat sebagai kelas X di SMAN 1 Baregbeg.

“Pihak kami dari sekolah sudah berupaya untuk mempertahankan keduanya agar tidak putus sekolah diantaranya dengan menggratiskan iuran bulanan serta menanggung biaya pembelian buku, namun sepertinya sudah menyerah karena himpitan ekonomi keluarganya”. Kata Wawan saat dijumpai dikantornya.

Wawan menambahkan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak ketika keinginan keluar sekolah tersebut datang dari pihak siswa dan orang tuanya terlebih akibat himpitan ekonomi.

Sejauh ini baik orang tua maupun pihak sekolah berharap, kepada pihak terkait atau ada dermawan yang terketuk hatinya untuk menjadi orang tua angkat bagi Kedua siswa putus sekolah tersebut hanya kerena ketidak mampuan ekonomi keluarganya.***Dedi Kuswandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *