SOSIAL POLITIK

Jika Seenaknya, Konvoi Moge Tak Ubahnya Mirip Geng Motor

hgkj

Gapura Kota Banjar ,- Awalnya sih touring Moge tersebut tujuannya Brotherhood, menjalin persaudaraan atau kekeluargaan antar anggota. Namun semuanya percuma jika hanya kekeluargaan hanya dikalangan anggotanya saja tanpa memperdulikan warga atau pengguna jalan lain, bahkan yang lebih parahnya lagi, lampu merah atau rambu lalu lintas pun dilanggarnya.

Seperti yang terjadi pada Minggu, (12/4/2015) sekitar pukul 10.05 WIB di pertigaan Jembar (Jembatan Baru), rombongan Moge yang datang dari arah Bandung (Barat) menuju Pangandaran menerobos rambu lalu lintas, padahal sudah jelas traffic light yang akan dilintasi mereka menyala merah, namun dengan gagahnya para “raja jalanan” ini menerobos dan hampir menabrak sepeda motor warga yang pada saat itu mendapat lampu hijau.

“Parah, mereka tak ubahnya mirip geng motor, sudah ugal-ugalan, rambu lalu lintas pun ditabrak, kumaha mun bieu nabrak aink, koplok siah,” jengkel Memet, warga Banjar.

Memet menambahkan, yang lebih herannya lagi, polisi tidak bisa berbuat apa-apa, padahal disana ada pos induk lalu lintas, dan para polantas tersebut sedang berada disana.

Hal yang sama pun diucapkan Deden Aswi warga Cisaga, ia menuturkan pada saat itu ia hendak ke pasar Banjar, namun ketika lampu merah menyala di pertigaan Parungsari, rombongan Moge dengan asyiknya menerobos lampu merah.

“Polisi hanya mengatur lalu lintas saja dan membiarkan rombongan tersebut melintasnya serta tidak menindak para pengendara  Moge tersebut, padahal lampu sedang menyala merah, apalagi kini masih dalam program operasi simpatik lodaya 2015 yang berakhir 21 April mendatang, mungkin aturan lalu lintas tidak berlaku bagi para penunggang Moge,”sindirnya.

Tidak hanya melanggar rambu lalu lintas saja, pada acara Wing day IX di Pangandaran ini, warga sudah banyak yang menjadi korban, bahkan sampai korban jiwa seperti di wilayah Banjarsari Kabupaten Ciamis dan di Tasikmalaya. Para “geng motor” ini menabrak pelajar hingga tewas.

Seiring dengan banyaknya warga  yang menjadi korban akibat ulah para “gegeden” tersebut, wartawan mencoba menghubungi Kasatlantas Polres Banjar AKP Taryadi melalui ponselnya. Saat ditanya mengenai hal itu, ia tidak menjawab apa-apa.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *