SOSIAL POLITIK

DBD Mulai Menjangkiti Warga Beberapa Kecamatan di Garut

Waspada dengan Deman berdarah Dengue, foto ilustarsi
Waspada dengan Deman berdarah Dengue, foto ilustarsi

Gapura Garut ,- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut telah menghimbau seluruh warga Kabupaten Garut agar mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang telah mulai menjangkiti warga di beberapa Kecamatan dalam  kurun waktu kurang dari satu minggu ini.

Menurut Tatang Wahyudin, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Dinkes Garut, pihanya telah mencatat dari tanggal 5 hingga 11 Januari 2016 ini waga yang terkena  DBD sedikitnya telah menjangkiti warga di dua kecamatan.

“berdasarkan laporan yang kami terima, empat kasus DBD terjadi di Kecamatan Tarogong Kidul, dan empat kasus lainnya di Kecamatan  Banyuresmi,” kata Tatang, Selasa (12/1/2016).

Tatang mengatakan delapan warga itu masing-masing menjalani perawatan di dua puskesmas, yaitu empat orang ditangani Puskesmas Kersamenak Tarogong dan empat lainnya di Puskesmas Banyuresmi.

Tatang menjelaskan, dari pengalaman setiap tahunnya, kasus DBD kerap bermunculan di awal dan di akhir tahun. Di 2015 sebelumnya, kasus DBD marak terjadi pada Januari hingga Maret.

“Di pertengahan tahun 2015 itu, kasus DBD menurun. Namun kembali meningkat pada akhir tahun,” ujarnya.

Besarnya kemungkinan warga terserang DBD, lanjut Tatang pada setiap awal tahun disebabkan karena tingginya curah hujan. Oleh karenanya masyarakat di sejumlah wilayah Garut dihimbau untuk tetap menjaga lingkungan dengan pola hidup bersih.

“Sekarang curah hujan tinggi. Masyarakat harus membiasakan diri hidup bersih, jangan sampai ada genangan-genangan air. Karena di setiap genangan bisa menjadi sarang nyamuk,” ucapnya.

Pengaruh cuaca dalam terjadinya kasus DBD cukup berperan. Musim hujan secara tidak langsung membuat nyamuk penyebar DBD dapat mudah berkembang biak.

Panjangnya musim kemarau di 2015 membuat curah hujan tergolong lebih sedikit bila dibandingkan dengan 2014 sebelumnya. Jumlah kasus DBD di 2015 pun tercatat mengalami penurunan.

“ Bila dibandingkan dengan 2014 sebelumnya. Pada 2015, DBD mengalami penurunan dimana hanya tercatat sebanyak 336 kasus. Sementara 2014, jumlah DBD mencapai 435 kasus,” terangnya.

Hingga kini pihak Dinkes Garut masih melakukan pemantauan terkait serangan DBD di seluruh kecamatan, khususnya di empat wilayah endemis DBD. Tatang menyebut empat wilayah endemis DBD di Kabupaten Garut adalah Kecamatan Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Karangpawitan, dan Garut Kota.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *