SOSIAL POLITIK

Cakupan Air Bersih di Garut Baru Menjangkau sekitar 60 Persen Warganya

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, foto dokumen
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, foto dokumen

Gapura Garut ,- Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, sejauh ini pihaknya belum dapat memenuhi cakupan air bersih bagi seluruh msayarakat Kabupaten Garut disebabkan oleh berbagai kendala.

Sejauh ini cakupan air bersih untuk masyarakat Garut tidak lebih dari 60 persen sehingga masih memerlukan upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh warga Garut.

“Meski sekitar 80 persen wilayah Kabupaten Garut adalah kawasan konservasi, cakupan air bersih belum sepenuhnya terpenuhi. Sebab kita dihadapkan dengan sumber mata air yang tempatnya hanya ada di beberapa wilayah tertentu,” kata Helmi, kepada wartawan, Kamis (4/2/2016).

Menurutnya cakupan air bersih untuk masyarakat di kawasan perkotaan baru tercapai sebesar 60 persen saja. Sementara di wilayah pedesaan, cakupan air bersih hanya ada di kisaran 57 persen.

“Wilayah perkotaan itu dijangkau jaringan PDAM. Memang hingga kini belum semuanya tercukupi. Makanya cakupan air bersihnya baru mencapai 60 persen saja,” sebutnya.

Helmi menambahkan,  jarak sumber air dengan permukiman penduduk dikabupaten Garut rata-rata cukup jauh, sehingga cukup menyulitkan untuk menyalurkan air tersebut ke masyarakat.

“Belum lagi kontur wilayah yang berbukit-bukit,” ujarnya.

Namun demikian, Helmi memastikan jika  pemerintah daerah akan terus berupaya untuk memenuhi cakupan air bersih ini melalui sejumlah program. Di 2016 ini saja misalnya, pemerintah menargetkan cakupan air bersih naik sebesar 5 persen.

“Angka 5 persen itu cukup berat, tetapi tetap perlu diupayakan. Misalnya melalui program pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan kerja sama dengan pihak-pihak swasta serta masyarakat,” ungkapnya.

Melalui Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Kabupaten Garut, pemerintah daerah menargetkan membuka 200 titik sumber air di sejumlah wilayah Garut. Program pencapaian cakupan air bersih pun digenjot dari bantuan pemerintah pusat.

“Dari pemerintah pusat yang berupa program Pamsimas itu masih bergulir. Belum lagi beberapa titik yang dicoba dibuka berkat kerja sama dengan pihak swasta. Sebagai gambaran, di 2015 lalu ada 400 titik mata air yang dibuka. Itu merupakan bukti dari program pemerintah daerah, pusat, dan kerjasama dengan pihak swasta,” paparnya.

Kepala Distarkim Kabupaten Garut Deni Suherlan membenarkan bila pemenuhan cakupan air bersih terkendala oleh lokasi sumber mata air. Ia menyebut wilayah permukiman yang sulit menjangkau sumber mata air paling banyak terdapat di kawasan selatan Garut.

“Lokasi sumber mata air sebenarnya banyak. Tapi jaraknya jauh, harus menempuh puluhan kilo meter. Di Garut Selatan itu ada banyak sekali wilayah yang kesulitan memperoleh air bersih karena jauhnya akses ini,” jelasnya.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *