NUSANTARA SOSIAL POLITIK

Ical Seperti Menyerah, Penguasa Tidak Suka Dirinya Pimpin Golkar

Partai Golongan Karya
Partai Golongan Karya

Gapura Jakarta , – Aburizal Bakrie (Ical) menyerah. Setahun lebih ‘bertarung’ di jalur hukum untuk memperjuangkan keabsahan Musyawarah Nasional Partai Golkar di Bali, dia akhirnya mengikuti saran pemerintah, menggelar Munas untuk menyelesaikan konflik partai yang dia pimpin.

Tak hanya menggelar Munaslub, Ical juga memastikan diri tidak akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Padahal secara anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Golkar, tak ada larangan Ical untuk maju sebagai caketum Golkar. Secara politik, sebagai incumbent tentu peluang Ical melanjutkan kepemimpinannya sangat besar. Mengapa Ical memutuskan tak mau maju?

Kepada tim detikcom, Ical akhirnya blak-blakan soal sikapnya yang akhirnya mau menggelar Munas dan tak maju sebagai Caketum Golkar. Dia mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin memperjuangkan, keabsahan Munas Bali melalui jalur hukum.

Apa daya, Ical merasa saat ini politik masih berada di atas hukum. Meski sudah mendapat kemenangan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, PTUN, Pengadilan Tinggi Jakarta, pemerintah tak juga mengesahkan kepengurusan Munas Bali.

DPP Golkar pimpinan Ical juga masih menunggu proses kasasi di Mahkamah Agung. Belum juga MA mengeluarkan putusan, Ical sudah ‘menyerah’. Dia tak mau nasib Golkar seperti Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Djan Faridz.

“PPP (Djan Faridz) keputusan MA sudah keluar 5 bulan disahkan nggak? Nggak disahkan kan. Karena hukum belum menjadi panglima. Keputusan MA tak diikuti oleh mereka (pemerintah),” kata Ical saat menerima detikcom di ruang kerjanya di lantai 46 Gedung Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (11/2/2016).

Konflik Golkar, kata Ical, bukan sekadar masalah hukum, melainkan politik. Dan sayangnya, menurut dia, di negeri ini hukum belum menjadi panglima. “Politik kan mau-maunya orang, orang yang kuasa itu urusan politik,” kata Ical.

“Penguasa, setiap orang punya ukuran. Saya punya ukuran, penguasa punya ukuran. Penguasa tidak mau ARB (Ical pimpin Golkar),” tambah Ical.

Meski akhirnya menggelar Munaslub Golkar dan tak menunggu keputusan Mahkamah Agung, Ical membantah menyerah dan kalah. “Kok menyerah sih? Siapa bilang menyerah. Cari jalan. Kalau menyerah, tidur, itu menyerah. Cari jalan bagaimana Golkar bisa ikut pilkada 2017,” kata Ical. (erd/tor)***Dikutif dari detikcom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *