Gapura Garut ,- Dua organisasi wartawan di Garut yaitu Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), akan membuat laporan resmi kepada Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) terkait kinerja jajaran Polres Garut dalam menyidik laporan pelanggaran yang dilaporkan oleh kedua organisasi tersebut ke Polres Garut.
Dony Martin, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Garut mengungkapkan, pada April 2015 lalu, pihaknya telah melaporkan PT Chang Shin Reksajaya di Kecamatan Leles kepada aparat Kepolisian Polres Garut atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.
Menurut Dony laporan tersebut dilayangkan setelah sebelumnya sejumlah jurnalis yang tergabung dalam IJTI dan PWI Garut yang hendak melakukan liputan kunjungan Menteri Perindustrian dihalangi-halangi secara kasar oleh petugas keamanan perusahaan tersebut.
“Kasusnya sudah satu tahun lebih tidak ada perkembangan, kita sudah membuat laporan, saya pun sudah diperiksa untuk membuat berita acara,” jelasnya.
Aep Hendy, Ketua PWI Garut menambahkan, meski telah membuat laporan resmi dan para wartawan yang menjadi korban telah diperiksa. Namun, hingga kini pihaknya belum pernah menerima Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP).
“Harusnya ada SP2HP yang disampaikan kepolisian, kalau memang sulit memprosesnya, apa kendalanya harus disampaikan juga pada pelapor,” katanya.
Karena sudah setahun lebih tidak ada perkembangan sama sekali, Dony dan Aep pun mengaku merasa curiga kasus tersebut sengaja dipetieskan oleh aparat kepolisian Polres Garut.
“Kita tentu menyesalkan, sebagai mitra harusnya mereka (Polres Garut,red) bisa lebih terbuka, kalau begini para wartawan jadi curiga kasusnya sengaja dipetieskan,” tegasnya.
Selain membuat laporan kepada Kompolnas, menurut Aep dan Dony, laporan juga akan ditembuskan kepada Ditpropam Polda Jawa Barat dan Mabes Polri. Langkah ini menurutnya diambil sebagai kontrol dari kinerja aparat Polres Garut.***TGM
