SOSIAL POLITIK

Volume Sampah Kabupaten Garut Terus Meningkat Mencapai 100 Ton Lebih Perhari

Sampah di TPA gambar dok

Gapura Garut ,- Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kabupaten Garut hingga saat ini baru dapat mencover sampah yang berasal dari enam Kecamatan yang berada disekitar kawasan perkotaan.

Dari enam kecamatan tersebut setiap hari volume sampah terus mengalami penngkatan signifikan sehingga seringkali membuat armada pengangkut sampah keteteran. Sedikitnya sekitar 100 ton sampah setiap harinya harus diangkut dari enam kecamatan ke tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) dikawasan Pasirbajing Kecamatan Banyuresmi Garut.

Kabid Sampah pada DLHKP Garut, Gun Gun Gumbirawan menyebutkan tonase sampah yang setiap hari diangkut dari enam kecamatan untuk dibawa ke TPAS Pasirbajing mencapai 180 ton atau sekitar 600 kubik.

“Jumlah yang diangkut itu disesuaikan dengan kemampuan daya angkut armada milik DLHKP yang sampahnya berasal dari masyarakat juga lokasi lainnya seperti pasar-pasar tradisional dienam kecamatan yaitu kecamatan Garut Kota, Tarogong Kidul dan Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, dan Wanaraja,” Kata Gun-Gun, kepada wartawan Jumat (17/2/2017).

Menurut Gun-gun seharusnya masyarakat sudah mulai merubah paradigma tentang sampah dimana tidak hanya dilakukan pembuangan saja tapi menjadikannya sebagai uang. Dengan begitu maka sampah yang dihasilkan akan memberi manfaat, namun sayangnya hal tersebut belum sampai untuk difahami oleh masyarakat banyak.

“Seharusnya masyarakat berfikir bahwa sampah itu adalah uang, namun tentu diperlukan proses untuk kemudian menjadi uang, dipilah dan dipilih mana saja, dengan begitu sampah tidak semuanya dibuang dan jumlah di Garut bisa semakin berkurang karena dimanfaatkan. Saat ini sendiri untuk sampah di Garut prosesnya dibuang dengan menggali loba, tidak ada pengelolaan lain secara modern seperti apa, tapi kedepannya harus berfikir seperti itu,” katanya.

Meski demikian ia menyebut bahwa di Garut sudah ada komunitas yang peduli melakukan pengelolaan sampah dan menjadikannya uang. Ia menilai bahwa Garut membutuhkan banyak lagi komunitas-komunitas yang bisa melakukan daur ulang untuk mengurangi permasalahan sampah yang terus bertambah setiap harinya.

“Kalau dari kita selaku aparat pemerintah, selalu mengajak masyarakat untuk berprilaku yang baik dalam menyikapi permasalahan sampah di Garut ini. Jika ada komunitas yang lainnya, tentu mereka bisa memberikan warna dan upaya dalam permasalahan sampah, mulai mendaur ulang dan menjadikannya uang, jadi mereka bisa mensosialisasikan pentingnya mengelola dan menjadikan sampah sebagai uang,” ucapnya.***Margogo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *