SOSIAL POLITIK

Termakan Janji Bupati, Perempuan Cacat Ini Tetap Menanti

Bupati Garut Rudy Gunawan saat menyerahkan Bantuan dan berjanji akan memberikan pompa air, foto Dok

Gapura Garut ,- Nasib perempuan bernama Satinah (52) salah seorang warga yang memiliki keterbatasan fisik bawaan memang masih belum beruntung. Sebelumnya  warga Kampung Parigi, Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi Garut, Jawa Barat, ini sempat dijanjikan bantuan pompa air oleh Bupati Garut Rudy Gunawan beberapa bulan lalu saat memberikan program Ramadan bersama organisasi wartawan di Garut.

Namun hingga kini janji orang nomor satu di Garut tersebut ternyata masih belum juga direalisasikan padahal Satinah sebeumnya mengaku sangat senang mendapatkan perhatian dari pucuk pimpinan pemerintahan di Garut tersebut.

Terkait kondisi fisiknya yang memiliki kekurangan, Satinah mengaku adalah cacat yang dibawanya sejak lahir dan memang membuatnya tidak bisa berjalan sama sekali atau lumpuh.

Untuk menjalani aktivitas sehari-hari dalam berkegiatan di dalam rumah pun ia harus ‘ngesot’ saat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Beberapa waktu lalu kondisi tersebut pernah diekapose oleh sejumlah media, karena dalam keterbatasannya itu ia masih mau mengajari anak-anak di sekitarnya mengaji. Kemampuannya dalam mengaji sendiri memang diajarkan oleh ayahnya yang pernah mengenyam pendidikan pesantren  mesantren dan bekerja sebagai pegawai Kantor Urusan Agama (KUA).

Setelah diekapose sejumlah media massa, saat itu memang sempat menggugah hati pemimpin Garut, Bupati Rudy Gunawan untuk memberikan bantuan pompa air. Selama ini ia mengaku memang harus melakukan semua kegiatannya sendiri di rumah milik adiknya, karena memang tidak memiliki anak pun juga suami.

Kegiatan yang biasa ia lakukan tersebut, adalah mulai memasak, wudhu, hingga hal-hal lainnya yang biasa dilakukan oleh orang normal pada umumnya. Bantuan pompa air yang dijanjikan Bupati sendiri bukan tanpa alasan, selama ini ia memang harus menimba air dari dalam sumur secara manual meski dalam keterbatasan fisiknya.

Sejak dijanjikan bantuan pompa air, Satinah mengaku sempat menunggu-nunggu bantuan tersebut datang karena akan meringankan bebannya sehingga tidak harus nimba air lagi. Namun karena hingga saat ini janji tersebut tidak pernah ada, ia pun sudah tidak lagi mengharapkan bantuan tersebut dan pasrah saja.

“Sekarang kalau mau nimba air ya oleh saya sendiri saja, baik untuk wudhu atau untuk air kebutuhan lainnya. Kalau ada orang yang bisa dimintai tolong saya suka minta tolong agar ditimbain, karena sekarang kan fisik saya tidak sekuat dulu,” ujar Satinah saat ditemui Jumat (29/9/2017).

Satinah tampak senang  saat sejumlah anggota Kepolisian dari Sata Lalu Lintas memberinya bantuan sejumlah kebutuhan bahan pokok.

“Sangat senang sekali saya masih ada yang memperhatikan, Alhamdulillah warga disini juga masih sangat memperhatikan saya,” ucapnya.

Salah seorang anggota polisi lalulintas yang kemarin datang ke rumah Satinah, Agus menyebut jika awalnya pihaknya akan memberikan juga bantuan pompa air. Namun ia mengaku jika pompa air diberikan pihaknya kemudian datang bantuan dari bupati sehingga kemudian akan ada dua barang yang tidak bisa dimanfaatkan bersama-sama. “Tapi kalau misalnya memang tidak ada, kami pasti akan mengirimkan pompa air kesini,” ucapnya.***TGM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *