SOSIAL POLITIK

Ada Pungutan di Haornas, Ini Kata Masyarakat Peduli Anggaran Garut

Gambar Ilustrasi foto dok

Gapura Garut ,- Terkait pelaksanaan Haornas yang menyisakan penilaian miring  dari sejumlah kalangan menyusul adanya pungutan biaya diluar anggaran yang telah ditetapkan dalam APBD, Aktivis Masyarakat Peduli Anggaran Garut (Mapag), Haryono, mengatakan Dispora sebagai pelaksana Haornas telah melakukan kekeliruan.

Menurut Haryono Dispora wajib  membuka pagu anggaran ke publik agar semuanya bisa jelas dan tidak memuculkan tudingan yang tidak sedap terkait realisasi program yang didanai APBD tersebut.

“Kalau mengarah ke tindakan korupsi tentunya harus diinvestigasi lagi. Namun jika dilihat dari caranya ini sudah salah kaprah,” ujar Haryono saat dimintai tanggapannya, Rabu (11/10/2017)

Haryono menyebut jika semua dinas berbuat seperti ini tentu membahayakan bagi keuangan Pemkab Garut. Pasalnya, semua kegiatan tentunya sudah direncanakan dengan matang jauh sebelum dianggarkan hingga akhirnya masuk dan terakomodir  dalam APBD.

“Jika tiba-tiba mengeluh kurang anggaran lalau menghalalkan segala cara tenya tidak baik. Malah cenderung mengarah keranah korupsi atau pungutan liar (Pungli).”ucapnya.

Ia memaparkan dalam APBD, anggaran langsung di Dispora tercatat sebesar Rp 20,7 miliar. Rinciannya Rp 1,1 Miliar untuk pengembangan dan kebijakan olahraga, Rp 937 juta  untuk pengembangan pemasyarakatan olahraga dan Rp 14,5 miliar untuk pembenahan sarana olahraga.

“Sementara itu, sisanya digunakan untuk administrasi dan pembinaan  kewirausahaan dan kepemudaan.”ucapnya.

Dalam pengamatannya lanjut Haryono, anggaran untuk penyelenggaraan Haornas, masuk ke pagu pengembangan pemasyarakatan olahraga nilainya mencapai Rp 100 juta. Belum lagi anggarannya ditunjang dari penyediaan piagam dan piala yang anggarannya mencapai Rp 157 juta.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Garut, Kuswendi, membenarkan adanya penarikan atau pungutan berupa biaya pendaftaran dalam pelaksanaan Haornas tersebut.

Menurutnya pemungutan itu akan  digunakan untuk menutupi kekurangan anggaran yang ada dalam APBD.

“Memang kita memungut biaya Rp 250 ribu untuk peserta futsal dan Rp 50 ribu untuk peserta catur. Sementara Cabor lainnya saya kurang tahu,” Kata Kuswendi kepada wartawan belum lama ini.

Kuswendi menyatakan anggarannya di APBD murni Rp 50 juta dan perubahan Rp 20 juta. Total anggaran Haornas Rp 70 juta.

“Anggarannya kan ada diperubahan. Jadi penyelenggaraan ini dari dana talangan dulu,” kata Kuswendi.

Setelah dilakukan penghitungan, ternyata anggaran yang ada dalam APBD masih kurang. Jadi sisanya harus ditutupi dari uang pendaftaran.

Kuswendi menegaskan  praktik serupa telah dilakukan pada kegiatan “napak tilas” hari jadi Garut. Ia berjanji akan membuka pagu anggaran secara terbuka. “Nanti akan saya laporkan mana uang yang dari APBD dan mana uang yang dari pendaftaran,” tuturnya.

Ia meyakinkan tindakannya ini tak akan menimbulkan masalah. Pasalnya pemungutan pendaftaran telah sesuai dengan komitmen peserta yang akan mendaftar. “Lagipula, uangnya bukan dari peserta. Pasti dari dinas,” pungkasnya.***TGM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *