SOSIAL POLITIK

Bupati Rudy Khawatir, Panen Raya Garut Dihantui Ancaman Beras Impor

Beni Yoga Dinas Pertanian Kabupaten Garut, foto dok

Gapura Garut ,- Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan, pihaknya cukup khawatir dengan rencana masuknya beras impor yang dinilai akan memukul harga gabah petani lokal menyusul musim panen raya para petani warganya sudah mulai dilakukan saat ini.

Rudy  meminta jaminan sekaligus kepastian dari pihak Bulog agar menyerap gabah petani sesuai dengan harga yang ditentukan pemerintah berapapun jumlahnya.  “Memang kami belum memiliki silo (aturan) yang memadai terkait persoalan tersebut,” kata Rudy Gunawan disela-sela membuka panen Raya petani di Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut, Selasa (23/1/2018).

Rudy juga menyatakan pihaknya siap untuk menjaga cadangan lahan pertanian dari ancaman alih fungi menjadi kawasan industri, pemukiman dan lainnya, sejauh ini diakui Rudy pihaknya  telah menyiapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) hingga 36 ribu hektar.

“Makanya saat ada rencana industrialisasi pabrik, kami terkendala dengan lahan itu,” kata dia.

Melihat lahan yang ada, kabupaten Garut ujar Rudy, memiliki potensi untuk menghasilkan gabah kering hingga 800 ribu ton per tahun atau sekitar 450 ribu ton beras dari petani. “Sayang akibat belum optimal kita baru sanggup menghasilkan 150 ribu ton beras,” ujarnya.

Perwakilan Kantor Wilayah BNI Jabar Haris Handoko menyatakan, untuk membantu meningkatkan serapan gabah kering petani, lembaganya telah menganggarkan hingga Rp 1,2 trilun bagi pendanaan kelompok usaha rakyat (KUR). “Potensi Gabah di jawa barat ini luar biasa besar sekali,” kata dia.

Untuk itu, melalui program koorporasi pertanian, keberadaan modal cukup besar itu, diharapkan mampu menaikan harga pembian gabah kering dari petani.

“Saya juga mengundang BUMN lain untuk membangun empat floating sentra gabah di Garut, agar memudahkan pembelian gabah,” kata dia.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga menambahkan, untuk memberikan nilai tambah harga yang optimal bagi petani, lembaganya gencar mengkampanyekan penanaman padi organik.

“Kami libatkan juga BUMDES untuk membantu packing dan labeling agar beras yang dihasilkan mampu bersaing dengan yang lain,” kata dia.***TGM

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *