Gapura Kuliner ,- Geliat Usaha Mikto Kecil Menengah (UMKM) yang merupakan usaha rumahan di Kabupaten Garut terus berkibar. Salah satu kendala usaha rumah tangga adalah belum cukup mampu bertahan disaat kenaikan bahan pokok yang memicu tingginya biaya produksi.
Bagi usaha kripik bakso goreng dalam kemasan bermerk dagang Basreng Sexy produksi PD Rumah Nenek ternyata mampu bertahan dan tetap survive menghadapi tantangan usaha. Meski demikian para pelaku UMKM tetap memerlukan bantuan dan dukungan pemerintah dalam hal permodalan.
Menurut Nina Mustofa (58) pembuat kripik baso goreng (Basreng) sexy khas Garut mengatakan dirinya sangat bersyukur masih tetap bertahan dengan usaha yang digelutinya.
Bertempat dirumah tempat tinggalnya yang juga menjadi rumah produksi di Komplek Griya Citra blok D no.2 Desa Haruman Kecamatan Leles Kabupaten Garut.
“Alhamdulillah produksi Basreng Sexy sudah memiliki ijin dari Diskes Kabupaten Garut, dengan Nomor PIRT. 206320501902 dan 100% kami tidak menggunakan bahan pengawet dan telah lulus uji di balai POM Kabupaten Garut,”Kata Nina saat ditemui, Jumat (18/11/2016).
Kripik basreng yang diproduksinya kata Nina terbuat dari baso asli tampa pengawet. “Nama Basreng ini singkatan dari baso di goreng yang di campur dengan racikan bumbu pedas yang menghasilkan rasa lexat nikmat dan gurih,”ungkapnya.
Racikan bumbu bumbu yang selama ini dipertahankan menjadikan Basreng Nenek Sexy memiliki rasa yang berbeda dari produk sejenis lainnya.
“Nikmat dilidah dan membuat ketagihan karena bumbu dan pengolahan yang tepat membuat Basreng Nenek sexy beda. Kami punya dua varian rasa . yakni rasa pedas dan rasa original,”tuturnya.
Nina menuturkan usaha kripik basreng telah ditekuni sejak tahun 2012 lalu dan telah dikenal luas dipasaran.
“Selain beredar dipasaran lokal ditoko oleh oleh du Garut juga mulai banyak pesanan dari luar kota Garut bahkan ada beberapa pesanan dari luar Negeri” sebutnya.
Ia menyebutkan saat ini cukup kewalahan dengan banyaknya pesanan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.
“Kami sering kewalahan karena pesanan datang terus menerus sementaea proses produksi masih dilakukan.secara manual,” tegasnya.
Nina berharap pemerintah terus memperhatikan nasib industry rumahan seperti kegiatan usaha yang ia rintis dengan memberikan bantuan modal untuk pengadaan mesin penunjang produksi.*** KuskusMarkuseu