USAHA PRODUK

Pemilik Warung Nasi di Banjar Menjerit, Harga Beras Terus Melejit

NY. Elum Salah seorang pemilik warung nasi di Kota Banjar, foto Hermanto
NY. Elum Salah seorang pemilik warung nasi di Kota Banjar, foto Hermanto

Gapura Kota Banjar ,- Naiknya harga beras yang kini mencapai hingga Rp 12.000 per kilogram, membuat sejumlah pedagang warung nasi di Kota Banjar kelimpungan. Mereka mengaku  terpaksa harus mengurangi keuntungannya demi kelancaran usahanya .

Para pedagang pun enggan menaikkan harga karena khawatir langgananya berkurang. Hal tersebut diungkapkan Elum (48) menurutnya, ia belum bisa menaikkan harga jual nasi, karena jika dinaikkan khawatir pelanggan malah meninggalkan.

“Saya belum bisa manaikkan harga jual nasi, karena jika harganya naik, saya khawatir kehilangan pelanggan,”ujarnya saat di warungnya, Minggu (2/3/2015)

Ia menambahkan bahwa sejauh ini pihaknya hanya berusaha mengakali dengan mengurangi lauk-pauk yang menjadi teman nasinya.

“Supaya tidak terlalu rugi, saya hanya berusaha mengakali dengan cara mengurangi lauknya saja,”imbuhnya.

Lain halnya dengan Yanti (33), pedagang nasi lainnya, menurutnya ia malah terpaksa sudah menaikkan harga satu porsi nasi, yang tadinya satu piring Rp 10.000 kini ia menjual dengan harga 13.000.

“Saya sudah mencoba menaikkan harga, karena jika tidak dinaikkan keuntungannya sangat menipis,”ujarnya.

Ia tidak menampik bahwa dinaikkannya harga satu porsi nasi yang dilakukan dirinya,  ternyata berimbas kepada penurunan omset penjualan.

“Semenjak dinaikkan harganya, kini pelanggan pun berkurang, sehingga omset penjualan menurun,”lirihnya.

Baik Elum maupun Yanti serta sejumlah pedagang warung nasi lainnya, berharap harga beras normal kembali, dan jualan pun lancar dan stabil lagi.

Sementara itu, dengan melambungnya harga beras, Kepala Disperindagkop Kota Banjar, Soni Harizon mengatakan pihaknya belum bisa menggelar operasi pasar. Hal itu masih menunggu intruksi dari pusat. Menurutnya, beras mahal karena diberbagai daerah mengalami gagal panen seperti serangan hama, banjir, ataupun kekeringan.

“Jika sudah ada intruksi dari pusat, kami akan secepatnya menggelar operasi pasar,”ujarnya

Soni menambahkan, kini pihak dari Disperindagkop tengah mengadakan rapat di provinsi mengenai masalah kenaikkan beras. kenaikan harga beras ini juga terjadi karena tidak seimbangnya permintaan dan pasokan. Saat ini permintaan harga beras sangat tinggi namun pasokannua belum memenuhi.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *