USAHA PRODUK

Para Pengrajin Logam di Garut Mulai Kesulitan Bahan Baku

Sumarna salah seorang pengrajin Logam warga pasir kiamis, saat membuat barang kerajinan, foto yusuf
Sumarna salah seorang pengrajin Logam warga pasir kiamis, saat membuat barang kerajinan, foto yusuf

Gapura Garut ,- Sejumlah pengrajin logam di Kampung Pasir Kiamis Desa Pasir Kiamis Kecamatan Pasir Wangi Kabupaten Garut, mulai mengeluhkan sulitnya memperoleh bahan baku untuk pembuatan kerajinan mereka.

Sejauh ini mereka memperoleh bahan baku kerajinan berupa logam jenis alumunium dari tukang rongsokan yang sering memasoknya, namun belakangan ini pasokan logam daur ulang dari tukang rongsokanpun mulai berkurang.

“Sekarang pasokan tukang rongsok juga sudah jarang karena ditampung dulu oleh para pengepul jadi kami harus membelinya dipengepul atau penampung disini jadi harganya juga kadang jauh lebih tinggi”, Kata Sumarna (52) salah seorang pengrajin logam dikampung pasirkiamis saat ditemui Minggu (13/9/2015).

Menurutnya ada sekitar  500 orang warga di kampung Pasir Kiamis yang berprofesi sebagai pengrajin logam dan mereka saat ini mengalami permasalahan yang sama kesulitan untuk memperoleh bahan baku.

“Kalau dulu cukup mudah untuk membeli bahan baku berupa logam alumunium bahkan untuk logam jenis tembaga pun mudah didapatkan tapi sekarang sangat sulit, kami harus berebut dengan sesama pengrajin disini yang jumlahnya hampir 500 orang”,  Ungkapnya.

Sumarna menambahkan sulitnya mendapatkan bahan baku membuat ia harus mengeluarkan modal lebih dikarenakan ia harus membeli bahan baku dari bandar di Kampungnya.

“Dulu gampang belinya haganya juga murah kalau dari tukang  rongsok bisa Rp. 10.000,- per kg tapi kalau sekarang saya harus membeli dari bandar dengan harga yang lebih mahal, mencapai Rp. 18.500/kg”, Imbuhnya.

Sumarna bersama seluruh pengrajin logam dikampungnya mengaku kebingungan karena harus merogoh kocek lebih besar untuk modal pembutan kerajinan tersebut, sementara harga jual belum dapat dinaikan.

“Modal makin besar ngejualnya masih susah dinaikan, soalnya sekarang produk kami harus bersaing dengan berbagai barang pabrikan dan barang-arang dari plastik yang jauh lebih murah”, Tandasnya.***Smkteam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *