USAHA PRODUK

Duuh…!! Harga Daging Ayam di Garut Masih Tinggi

Harga daging ayam dipasar ciawitali masih tinggi, foto dok
Harga daging ayam dipasar ciawitali masih tinggi, foto dok

Gapura Garut ,- Hingga memasuki pekan kedua sejak turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM),  harga-harga kebutuhan pokok disejumlah pasar masih tetap tinggi. Harga  daging ayam di Pasar Guntur Ciawitali Garut misalanya saat dilakukan pemantauan hingga kni masih terbilang tinggi. Pada beberapa penjualnya, harga daging ayam dijajakan bervariasi, yakni Rp38.000 dan Rp40.000 per kg.

“Sebenarnya hari ini harga daging ayam turun. Sebab dua hari yang lalu, yaitu Sabtu (19 Januari 2016), harganya justru di kisaran Rp40.000 hingga Rp45.000 per kg,” kata Ahmad Wahyudin, Kepala Sub Bagian TU UPTD Pasar Guntur Ciawitali Garut, Senin (11/1/2016).

Kondisi tersebut menurut Ahmad jika dibandingkan dengan harga normal pada pekan-pekan sebelumnya,  daging ayam tersebut masih tergolong tinggi. Normalnya, harga daging ayam broiler di pasaran ada di kisaran Rp26.000 hingga Rp27.000 per kg.

“Kenaikan harga daging ayam sendiri telah dimulai sejak sebelum libur Natal dan Tahun Baru. Saat  itu harga daging ayam berangsur-angsur naik,” ujarnya.

Ahmad menambahkan, mahalnya harga pakan ayam menjadi penyebab naiknya harga daging ini. “Apalagi informasinya jagung impor untuk pakan ayam ini dihapus. Kemungkinan, sulit didapatnya bahan untuk pakan, menjadi penyebab naiknya harga yang berimbas pada kenaikan harga daging ayam dan telur,” ungkapnya.

Harga telur ayam sendiri masih berada di kisaran Rp23.000 per kg. Sementara di hari biasanya, harga telur ayam per kg adalah Rp19.000.

“Selain daging dan telur ayam, harga bawang putih dan kentang di Pasar Guntur juga cukup mencolok kenaikannya,” sebut Ahmad.

Satu kg bawang putih kini dihargai Rp28.000, sementara kentang Rp16.000. Padahal di akhir 2015 lalu, harga bawang putih per kg adalah Rp20.000 dan kentang Rp12.000 per kg.

“Bawang putih dan kentang ini naiknya sama, menjelang libur panjang pergantian tahun. Kami mengamati, kenaikan kedua komoditi ini disebabkan oleh kurangnya pasokan,” katanya.

Ahmad sendiri belum bisa memprediksi kapan harga sejumlah komoditi tersebut akan turun dan normal kembali. “Sekarang sulit diprediksi. Namun kami berharap harga-harga yang naik ini bisa kembal normal,” ucapnya.

Terpisah, seorang pedagang daging, Lia, 38, mengeluhkan tingginya harga daging ayam. Keluhan tersebut disampaikan karena daya beli masyarakat terhadap daging yang ia jual menurun.

“Bukan hanya pembeli saja, sebagai penjual saya juga mengeluh. Mahalnya harga saat ini membuat daya beli masyarakat menurun, yang berimbas pada berkurangnya penghasilan saat ini,” tutur Lia.

Menurut Lia, tingkat penjualannya saat ini menurun hingga 50 persen. Biasanya dalam satu hari, ia mampu menjual daging ayam sebanyak 90 kg.

“Tapi sekarang paling banyak habis cuma 50 kg saja,” imbuhnya.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *