USAHA PRODUK

Wacana Harga Rokok Naik, Harga Jual Tembakau Basah di Garut Anjlok

Seorang Petani Tembakau saat memeriksa tanaman tembakau siap panen miliknya di tarogong Kaler Garut, foto vand
Seorang Petani Tembakau saat memeriksa tanaman tembakau siap panen miliknya di tarogong Kaler Garut, foto vand

Gapura Garut ,- Mencuatnya wacana kenaikan harga rokok yang terlanjur menjadi bagian dari opini publik tanah air, ternyata tidak berbanding lurus dengan harapan para petani tembakau yang ada di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Garut sebagai salah satu daerah penghasil tembakau memiliki banyak petani tembakau yang berharapan akan meraih untung berlimpah dari hasil penjualan daun tembakau pada musim panen tahun ini, terlebih dengan wacana kenaikan harga rokok yang seolah akan terjadi dalam waktu dekat ini.

Para petani tembakau Kabupaten Garut ternyata harus mengubur mimpinya berharap untung besar, pasalnya harga daun tembakau basah di tingkat petani ke tengkulak  kini malah merosot tajam. Jika tahun lalu petani dapat menjual antara harga Rp.4000,- hingga Rp. 5000 ,- per kilogramnya kini harga jual malah  turun drastis menjadi Rp. 2000 per kilogramnya.

Sejauh ini menurut pengakuan sejumlah petani tembakau, meraka  tidak mengetahui persis penyebab turunannya harga jual daun tembakau basah tersebut.

“Tidak tahu pasti kalau penyebabnya. Saat ini kami memang sangat merugi, “ Kata Endang saah seorang petani tembakau warga Cikatul, Desa Mekarjaya, Tarogong Kaler Garut, Rabu (24/8/2016).

Menurut Endang, petani tembakau di kampungnya semula berharap akan dapat merauh untung berlebih seiring degan wacana kenaikan harga rokok yang banyak diperbincangkan warga saat ini, namun kenyataanya malah terpukul oleh terpuruknya harga jual daun tembakau yang dipanennya tersebut.

“kalau harga jual Cuma Rp. 2000 perak saja saya rasa biaya yang telah kami keluarga mulai dari pengadaan bibit hingga pemeliharaan tidak akan kembali, belum lagi  biaya pemeliharaan yang tinggi jelas tidak akan sebanding dengan harga yang ditawarkan tengkulak saat ini”, Ungkapnya prihatin.

Endang memperkirakan, dari luas lahan 3500 meter persegi yang  tahun ini segera dipanen hanya akan  mampu menghasilkan sekitar 4 ton daun tebakau basah,   padahal tahun lalu mampu menghasilkan hingga 7 ton.

“Mungkin karena banyak faktor, mulai dari cuaca yang tidak menentu, kemudian pemeliharaan yang beresiko tinggi hasilnyapun menurun ditambah lagi degan harga yang anjlok. Kita petani tembakau benar-benar merugi tahun ini”, Tuturnya.

Dengan harga jual  yang murah, lanjut Endang,  pendapatan dari hasil penjualan saat ini diperkirakan hanya sekitar Rp 6 hingga 7 juta rupiah saja.

“tahun lalu dengan jumlah luas yang sama kami mendapatkan Rp. 25 juaan lebih. Tahun ini benar-benar rugi besar, ” Ucapnya.

Para petani setempat berharap jika suatu saat nanti harga jual rokok benar-benar terjadi, maka harga jual tembakau dari petanipun harus mampu dinaikan agar para petani tembakau juga sejahtera.

“bagaimana kami mau sejahtera jika harga jual daun tembakau hanya Rp. 2000 saja, itu lebih baik dibiarkan saja tidak dipane karena harga jualnya juga bakal habis hanya untuk ongkos memanennya saja”, Tandasnya.

Sejauh ini, hasil daun tembakau basah maupun tembakau kering yang dihasilkan petani Garut,biasanya dijual ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan sebagian diantaranya ada juga yang dijual hingga ke Padang Sumatera Selatan.***TGM

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *