USAHA PRODUK

Warga Garut Keluhkan Gas Elpiji 3 Kg, Kembali Susah Dicari

Gas elpiji 3 Kg seharusnya dilakukan distribusi tertutup, foto dok
Gas elpiji 3 Kg seharusnya dilakukan distribusi tertutup, foto dok

Gapura Garut ,- Kekosongan gas elpiji ukuran 3 kg kembali dikeluhkan sejumlah warga di Kabupaten Garut. Warga menyebutkan  tabung gas bersubsidi tersebut mendadak hilang di tingkat pengecer dan sulit dicari.

“Sejak hari Senin saya seharian mencari gas elpiji 3 Kg. Di setiap pengecer seperti warung dan toko tidak ada semua bilang kosong,” Kata Hendy (40) warga Kampung Tarogong Tengah, Desa Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul Garut, Selasa (4/10/2016).

Menurut Hendy dirinya baru bisa membeli gas elpiji bersubsidi tersebut  di SPBU kawasan Ciateul Garut, yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya.

“Saya baru bisa dapat hari ini, itu juga setelah saya diberi tahu bahwa di SPBU ada elpiji,”ungkapnya.

Hendy mengakui gals  elpiji kini sangat diperlukan untuk kebutuhan di rumah tangganya karena tidak ada alternatif lain lagi untuk kebutuhan memasak keluarganya.

“Apalagi sebentar lagi saya akan menggelar syukuran khitanan anak di rumah. Tentu saja harus memasak, sementara elpiji tidak ada,”Keluhnya.

Kekosongan elpiji ukuran 3 Kg  ternyata tidak hanya terjadi di Kecamata Tarogong Kidul akan tetapi terjadi juga di wilayah Kecamatan Samarang.

Pengakuan salah seorang warga bernama Purnama (32) warga Kampung Lengkong, Desa Samarang, Kecamatan Samarang menyebutkan kekosongan gas elpiji 3 kg sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir.

“Sudah beberapa hari elpiji di warung tidak ada. Menurut pemilik warung, elpiji yang dipasok agen terbatas jumlahnya. Katanya hanya lima tabung dalam satu kali pengiriman,” Sebutnya.

Puranama menambahkan jika harga elpij di salah satu warung di kampungnya sudah sejak lama harganya sekitar Rp. 24.000 per tabung. Di wilayah Kecamatan Karangpawitan, stok elpiji di tingkat pengecer pun mengalami hal yang sama.

Tini (40), seorang pengecer elpiji di Kampung Walahir, Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan, mengaku stok elpiji di warungnya kosong.

“Saya kira cuma di warung saya saja yang kosong karena belum ada pengiriman dari agen, namun rupanya di warung-warung lain di desa juga sama. Soalnya banyak orang dari desa tetangga yang mencari elpiji ke warung saya ini,” ungkap Tini.

Harga satu tabung elpiji kata Tini biasanya ia jual di warungnya Rp24.000. Namun saat kelangkaan terjadi, harga elpiji akan naik bila dibandingkan dengan harga normal.

“Kalau lagi biasa (stok tersedia) paling saya jual Rp24.000, tapi kalau misalnya saat langka begini saya jual antara Rp26.000-Rp27.000. Itu pun bila stoknya ada,” Tandasnya.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *