SENI HIBURAN

Grand Final Cardinal Art and Culture Competition 2017 Sukses Digelar

Penampilan grup band etnik Esemka (Ensamble Technique) Kota Banjar pada grand final cardinal art and culture di Bandung, foto Hermanto

Gapura Bandung , – Cardinal Art and Culture Competition 2017 telah selesai dilaksanakan. Gelaran tahunan ini berakhir dalam acara Grand Final nasional Cardinal Art And Culture di Kota Bandung, Jum’at- Sabtu (16-17/ 3/2018). Hari pertama digelar di grand Ballroom Harris Hotel dan hari kedua di Atrium Mall Festival Citylink, Bandung.

Ketua penyelenggara, Andre Kova mengatakan, Cardinal art and culture adalah sebuah event yang dibuat oleh brand garment raksasa Cardinal. Hal ini menurutnya sebagai wujud kecintaan dalam melestarikan budaya bangsa.

“Kategori lomba yang diikuti yakni model Competition, dance competition, dan band competition,” ujarnya  kepada Gapura, Minggu (18/3/2018).

Ia menambahkan, bahwa dalam grand final nasional ini menampilkan60 model,12 group band, dan 10 group dance. “Yang datang sebagai finalist adalah mereka yang mewakili daerahnya masing masing dari berbagai wilayah di Indonesia. Ada yang dari Lombok, Sumatera Barat, Jawa, dan lain-lain,” imbuhnya.

Untuk kategori band yang lolos ke grand final mewakili daerahnya adalah Idea band asal pekanbaru, Alie band asal lombok, Esemka (Ensamble Technique) band asal Kota Banjar, Jawa Barat, Mylum band asal kota garut jawa barat, Ex one asal kota kuningan jawa barat, Latinusa asal kota cilegon banten, Trilogy asal kota pati jawa tengah, Little Harmony asal kota banjarnegara jawa tengah, Swara lokananta asal kota cirebon, Donald duck asal kota Purwodadi, Gentra hikmah banjar asal kota banjar jawa barat, dan Poku band asal probolinggo jawa timur.

“Hasil grand ginal kategori band, untuk juara 1 yakni Idea, juara 2 yakni Alie, dan juara ketiga yakni Esemka (Ensamble Technique) dari Kota Banjar, Jawa Barat,” katanya.

Masih kata Andre, bahwa dalam grand final musik etnik ini menurutnya Idea lebih matang dengan konsep aransement yang menunjukkan musik daerahnya. Selain itu, juga didukung oleh kostum yang sesuai dengan tema lagunya.

“Grup etnik Idea lebih matang, harmonisasi, kekompakan bermusik terjaga dan grouping. Selain itu stage actnya juga bagus,” ujarnya.

Begitu pun Alie band etnik dari Lombok yang menjadi juara ke dua, penampilan mereka menurutnya bagus, namun sayang menurut Andre di lagu kedua tidak sesempurna lagu yang pertama

“Untuk juara tiga dari Esemka (Ensamble Technique) Kota Banjar masih lemah di vocal sebagai frontloine groupnya,
aransement musik etnik kolaborasi juga masih kurang mengangkat musik daerahnya, selain itu juga part part atau coda coda yang masih harus diperbaiki termasuk kostum, namun penampilannya all sehingga Esemka akhirnya terpilih menjadi juara tiga,” pungkas Andre.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *