NUSANTARA RAGAM

Pemkab Garut Gelar Rakor, Sikapi Potensi Gempa Megathrust

Gapura Garut _ Menindaklanjuti hasil riset para ahli Institut Teknologi Bandung ( ITB ) yang disampaikan Triyono selaku kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG bahwa adanya potensi gempa bumi dengan Magnitudo 9,1 SR yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter dari zona gempa bumi megathrust, langsung disikapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, melalui rapat koordinasi dengan para camat dan para kepala desa di wilayah pesisir Pantai Selatan yang tersebar di 7 Kecamatan dan 22 desa, di Aula Madrasah Aliyah Al-Maarif, Kecamatan Cikelet .

Hampir tujuh wilayah kecamatan di pesisir selatan itu hadir mengikuti rapat, yaitu :
1. Kecamatan Cibalong diikuti oleh 5 desa yaitu Desa Mekarsari, Desa Sancang, Desa Karyasari, Desa karyamukti dan Desa Sagara.

2. Kecamatan Pameungpeuk diikuti oleh 4 Desa yaitu Desa Mancagahar, Desa Mandalakasih, Desa Pameungpeuk dan Desa Jatimulya.

3. Kecamatan cikelet diikuti oleh 4 desa yaitu desa Pamalayan, Desa cikelet, Desa Cigadog dan Desa Cijambe.

4. Kecamatan Mekarmukti diikuti oleh 3 desa yaitu Desa Cijayana, Desa Jagabaya, Desa Karangwangi.

5. Kecamatan Pakenjeng diikuti oleh 1 Desa yaitu Desa Karangsari.

6. Kecamatan Bungbulang diikuti oleh 1 Desa yaitu Desa Sinarjaya, dan

7. Kecamatan Caringin di ikuti oleh 4 desa yaitu Desa Cimahi, Desa Indralayang, Desa Purbayani dan Desa Samuderajaya.

Wakil Bupati Garut dr. Helmi Budiman yang turut hadir mengingatkan, agar tetap waspada akan adanya bencana alam yang sedang terjadi di negara/wilayah kita. Bahkan di masa pandemi Covid-19 ini juga dihadapkan kembali dengan hasil penelitian yang sangat menghebohkan, yaitu akan terjadi nya gempa megathrust yang menimbulkan tsunami dengan ketinggian 20 meter. ”Untuk itu kita sebagai hamba-Nya harus tetap sabar, berdoa, tetap tenang dan waspada terhadap berbagai kemungkinan. Insyaallah ada hal baik yang Allah tetapkan untuk hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa,”ucap Helmi.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Firman Karyadin, juga turut memberikan edukasi melalui tayangan-tayangan tentang megathrust berikut asal muasal gempa megathrust itu.

Menurutnya, tidak bisa dipungkiri yang disimpulkan oleh masyarakat dari informasi yang beredar saat ini bahwa gempa megathrust sebagai sesuatu yang baru dan akan segera terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan serta tsunami dahsyat.

Meski pemahaman seperti ini kurang tepat, naman harus tetap memberikan edukasi kepada masyarakat selatan jawa khususnya agar selalu waspada, paling tidak kita bisa bersama-sama mempersiapkan sarana prasarana untuk meminimalisir dampak kerusakan maupun korban, mulai dari mempersiapkan jalur evakuasi hingga tempat aman, dan hal lainnya.

Zona megathrust, ujar Firman, sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting).***red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *