PENDIDIKAN RAGAM

Mengenal Lebih Dekat Pondok Pesantren Hidayatuttholibin Garut

Gapura Garut – Bangunan sederhana yang tampak sedikit mencolok terlihat dari depan tepat berdiri menghadap ke jalan perkampungan di Kampung Tanjakan,  Desa Tambakbaya, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Tulisan papan nama berbahasa Arab terpampang jelas diatas tembok bagunan berukuran 1 x 5 meter, terbaca jelas menunjukan nama Pondok Pesantren Hidayatuttholibin.

Beberapa orang anak-anak Usia Dini tampak asyik bercengkrama sambil menunggu giliran jam mengaji tiba, mereka tampak memakai masker dan diarahkan terlebih dahulu untuk  mencuci tangah serta menjaga jarak saat duduk didalam madrasah.

Aktifitas santri sepertinya memang tengah dibatasi seiring dengan mewabahnya virus atau pandemi covid 19 khusunya di Kabupaten Garut.

Jauh dari kesan megah apalagi mewah, karena memang pondok pesantren ini berdiri secara resmi belum cukup lama, meskipun rintisan pondok pesantren tersebut sudah dimulai sejak belasan tahun lalu, namun karena keterbatasan disana sini, membuat pondok pesantren ini berjalan pelan tetapi pasti menorehkan sejumlah prestasi bagi para anak didiknya, mulai dari prestasi perorangan hingga kelompok terus dikoleksi yang ditandai dengan banyaknya piala dan piagam juara yang dikumpulkan.

Menurut Ustadz Aji Ibrohim pimpinan dan pengelola Pondok Pesantren Hidayatuttholibin, pihaknya terus berupaya mengembangkan lembaga pendidikan pesantren, yang sejak semula dikhususkan untuk mendidik dan mengajar anak-anak dan para warga sekitar pondok.

“Saya berinisiatif mendirikan pondok pesantren disini karena sebelumnya daerah ini merupakan daerah gersang yang warganya kurang tertarik dengan kegiatan keagamaan,”kata Ust. Aji Ibrohim mengawali perbincangannya dengan cakrawala.co baru-baru ini.

Sosok Kiayi muda ini tampak cukup kharismatik dan disegani diantara para santri dan warga masyarakat sekitar. Ust. Aji memang menjadi salah satu sosok yang menjadi rujukan warga dalam berbagai kebutuhan berkaitan dengan agama, baik mengisi pengajian ataupun kegiatan kegiatan keagamaan lainnya.

“Hampir setiap hari, saya harus keliling mengisi pengajian ataupun memenuhi undangan warga untuk berbagai kebutuhan warga,”ungkapnya sambil tersenyum memanggil salah seorang santrinya untuk ikut berbincang.

“perkenalkan ini salah satu santri disini yang banyak membantu saya mengajar anak-anak untuk belajar mengaji dan lainnya,”kata Ust. Aji mengenalkan sosok santri bernama Zul Anwar Hidayat.

Ust. Aji kembali menjelaskan hal ihwal pondok pesantren yang dirintisnya dengan memaparkan luas lahan kemudian luas banguan dan rencana pengembangan kedepan.

“tanah ini berasal dari tanah wakaf para donatur, kemudian secara swadaya kami membangun gedung madrasah yang juga kadang kami gunakan musholla untuk sholat berjamaah karena belum memiliki mesjid,”tuturnya.

Ia mengaku belum mampu untuk membangun mesjid karena keterbatasan kemampuan dari yayasan Pondok Pesantren yang dirintisnya.

“Yayasan kami baru sebatas badan hukum dan belum memiliki kegiatan usaha, juga belum mendapatkan suport atau bantuan yang signifikan dari pihak manapun. Jadi ini semua baru hasil swadaya,”paparnya.

Ust. Aji juga menuturkan pihaknya sejauh ini tidak mematok biaya apapun untuk kegiatan para santrinya yang berjumlah lebih dari 200 santri, bahkan bagi santri yang mondok atau tinggal dipesantren difasilitasi secara gratis.

“Mereka mengikuti saja apa yang ada jika waktunya makan ya makan seadanya. Untuk yang mondok disini kami setiap hari memasak nasi sebanyak 8 Kg. Alhamdulillah ada saja rejekinya,”ungkapnya penuh keyakinan.

Para Santri Hidayatuttholibin tengah berlatih Marawis dan Hadro, foto dok

Sementara itu yang menjadi kekhasan dari Pondok Pesantren Hidayatuttholibin adalah kemampuan para santri yang sangat menonjol adalah dari keterampilan seni Hadro dan Marawis.

“Kalau untuk Hadro dan Marawis, Alhamdulillah pondok kami selalu memberikan warna dalam berbagai pentas baik festival maupun event-event lainnya. Banyak grup-grup Hadro atau Marawis yang terlahir dan ikut belajar disini,”imbuhnya.

Tidak cuma Hadro dan Marawis lanjut Ust. Aji banyak juga santrinya yang keluar sebagai juara dalam lomba Pidato, Tahfidz Quran, Qiroatul Qur’an dan lomba-lomba prestasi lainnya.

“bersyukur selalu ada saja santri kami yang lolos dalam kejuaraan atau lomba-loba kegiatan keagamaan baik tingkat kecamatan, Kabupaten maupun provinsi Jawa Barat,”tuturnya.

Dalam pengembangan pondok pesantren kedepan, Ust. Aji berharap pihaknya dapat segera memiliki bangunan mesjid atau musolla untuk kegiatan sholat berjamaah para santri dan warga sekitar serta untuk kebutuhan kegiatan-kegiatan keagamaan yang bersifat ibadah.***jmb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *