PERISTIWA USAHA PRODUK

Musim Kering, Petani Disarankan Ganti Komoditas Tanaman

kekeringan

Gapura Garut ,- Menyusul musim kemarau yang mulai melanda dan terjadi kekeringan disejumlah wilayah di Garut, Jawa Barat, Para petani  yang sawahnya dilanda kekeringan diimbau untuk mengganti komoditas tanaman mereka.

Memurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kabupaten Garut Tatang Hidayat, pihaknya menghimbau agar para petani tidak mengalami kerugian yang lebih besar.

“Jika hujan tidak ada dan ketersediaan air pada lahan sawah sangat kurang, sebaiknya petani mengganti tanaman pangan dengan komoditas lain.”. Ungkap Tatang Hidayat Jumat (5/9/2014).

Tatang menambahkan, para petani yang tadinya biasa menanam padi, coba sekarang manfaatkan dengan menanam palawija.

“Karena jika ditanami padi kembali, saya khawatir petani akan kembali rugi,”ucapnya.

Sejauh ini menirut Tatang, bila para petani tetap memaksakan diri untuk menanami lahannya dengan padi, maka mereka disarankan untuk mengganti varietas bibit yang akan digunakan. Dia menganjurkan agar petani menanami padi yang berusia pendek saat musim kemarau.

“Bisa saja ditanami padi lagi, tapi harus yang usianya pendek. Contohnya varietas IR 64, Ciherang, atau lainnya. Kami sudah menyampaikan himbauan dan penyuluhan ini kepada para petani melalui UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) di setiap kecamatan,” ujarnya.

Kekeringan di Garut saat ini setidaknya telah melanda sawah seluas 145 hektare (ha) di Kecamatan Cibatu dan Sukawening. Sedangkan 533 ha sawah yang tersebar di sejumlah kecamatan lain ikut terancam kekeringan.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut memprediksi 13 wilayah di Garut akan mengalami krisis air pada musim kemarau.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Dikdik Hendrajaya mengatakan pihaknya telah bersiap untuk mengantisipasi hal tersebut.

“Kami siap jika harus memulai pembangunan sumur bor, pipanisasi, atau penyuplaian air. Sebab bukan hanya kekeringan, beberapa daerah lainnya juga rawan akan ketersediaan air bersih,” katanya.

Adapun sejumlah wilayah yang rawan krisis air ini adalah Desa Depok di Kecamatan Pakenjeng, Desa Mekarsari di Kecamatan Mekarmukti, Desa Wangunjaya dan Kawasan Gunungjampang di Kecamatan Bungbulang, serta Desa Sukamanah di Kecamatan Bayongbong, Desa Surabaya di Kecamatan Limbangan, Desa Mekarmulya di Kecamatan Talegong, dan Desa Sukawangi di Kecamatan Malangbong.

“Kawasan rawan krisis air bersih lainnya adalah Desa Margamulya di Kecamatan Leuwigoong, Desa Sukahaji di Kecamatan Sekawening, Desa Sukamanah di Kecamatan Wanaraja, Desa Sukahurip di Kecamatan Pangatikan, serta kawasan Simpang di Kecamatan Cikajang,” sebutnya.***TG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *