PARIWISATA BUDAYA

“Ngabungbang”, Tradisi Begadang Dibawah Terang Bulan Purnama

Seni Ibing Pencak Silat dalam  Pentas tradisi Ngabung di Kota Banjar, Foto Hermanto
Seni Ibing Pencak Silat dalam Pentas tradisi Ngabung di Kota Banjar, Foto Hermanto

Gapura Kota Banjar, – Masyarakat di tatar Pasundan memang kaya  dengan tradisi warisan budaya turun temurun, salah satu diantaranya adalah tradisi “Ngabungbang”. Seperti yang dilakukan warga desa Batulawang kecamatan Pataruman Kota Banjar,  Jawa Barat Sabtu (13/9/2014) malam.

Acara yang dimulai pukul 20.00 WIB itu diawali dengan penyambutan para Inohong, diantaranya dari unsur Muspida yang ada di Kota Banjar. Hadir para pelaku seni, pemangku adat, serta warga masyarakat sekitar.

Menurut sesepuh adat, Ki Demang mengatakan, acara Ngabungbang adalah suatu kegiatan tradisi urang sunda untuk beraktifitas dimalam hari di bawah cahaya bulan purnama tepat pada tanggal 14, dimana bulan bercahaya penuh (caang bulan 14-istilah urang sunda-red).

Dengan kata lain Ngabungbang, lanjut Ki demang,  berarti diam diluar rumah serta tidak tidur semalam suntuk.

“Tradisi ngabungbang ini adalah masyarakat beraktifitas dimalam hari dibawah sinar bulan, serta tidak tidur semalam suntuk,” Ungkap Kidemang  disela-sela acara berlangsung.

Demang menambahkan,ngabungbang diadakan rutin setiap setahun sekali, ” tradisi ini  harus terus dilestarikan dan harus selalu kita jaga sampai anak cucu, supaya mereka dapat mencintai budaya urang sunda” Paparnya.

Memeriahkan  acara ngabungbang tersebut, berbagai pagelaran seni seperti Pencak silat, Gondang, Kacapi suling, serta seni tradisional lainnya turut serta meramaikan gelar ngabungbang tersebut.

Berdasarkan berbagai referensi, kegiatan ngabungbang biasanya  memadukan dua unsur budaya dengan sentuhan unsur religius Islam, maka tidak heran jika Ngabungbang melahirkan kolaborasi pentas seni budaya yang memiliki daya tarik tersendiri.

Puncak dari rangkaian Ngabungbang  selalu menghadirkan pertunjukan kesenian Ronggeng ibing,  dimana para Inohong serta masyarakat berbaur menari bersama 4 orang Ronggeng. Mereka asyik  mengikuti alunan musik gamelan Sunda, dengan irama serta ibingan yang serempak. *** Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *