USAHA PRODUK

Meski Harga BBM Turun, Harga Telur di Garut Naik Tinggi

index

Gapura Garut ,- Turunnya Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium dan Solar yang telah dilakukan pemerintahan Jokowi-JK, namun tidak serta merta dapat menurunkan sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat.

Harga telur per kg di Kabupaten Garut, Jawa Barat, miasalnya malah mengalami kenaikan cukup besar hingga Rp4.000. Kini, satu kg telur dihargai sebesar Rp21.000 dari sebelumnya Rp17.000.

Padahal idelanya seperti diharapkan banyak warga masyarakat seiring pemerintah telah mengumumkan turunnya harga BBM, maka harus diikuti juga penurunan sejumlah harga kebutuhan pokok tersebut. Namun yang terjadi malah sebaliknya, kenaikan harga telur kali ini juga tergolong paling tinggi dari sebelumnya. Akibatnya, omset penjualan para pedagang telur di Garut mengalami penurunan.

“Sudah dari pengirimnya harga telur naik. Saya tidak tahu apa penyebabnya,” ujar Maman, 38, seorang pedagang telur Blok H Pasar Induk Guntur Ciawitali Garut, kemarin.

Menurut Maman, kenaikan harga telur telah terjadi sejak sepekan menjelang Natal. Telur-telur yang dia jual ini dipasok dari Blitar, Jawa Tengah.

“Saya biasa dapat pasokan telur 4,5 ton dari Blitar. Jelas ada dampak dari kenaikan harga ini. Pejualan telur jadi menurun. Telur sebanyak itu biasanya habis dalam waktu seminggu atau tujuh hari. Sementara saat ini, 4,5 ton telur bisa habis dalam waktu dua minggu lebih,” ungkapnya.

Seorang warga asal Kecamatan Tarogong, Suherman (54), berharap agar harga telur dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya turun, menyesuaikan harga BBM terkini. Dia menuntut agar pemerintah melakukan pengawasan terhadap harga sembako.

“BBM sudah turun, tapi kenapa harga-harga bahanan makanan pokok tidak turun. Pemerintah harus turun tangan untuk menyetabilkan harga,” tukasnya.***TG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *