GAPURANA

Mahasiswa UGM ini Buatkan Seragam Militer Beberapa Negera di Dunia

foto Istimewa
foto Istimewa

Arie Setya Yudha, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) tak menyangka jika hobinya bermain airsofgun justru menghasilkan pundi-pundi uang. Dari situlah ia menggeluti bisnis seragam militer yang kini sudah tembus pasar dunia.

Arie berbagi cerita perjalanan dia merintis bisnis yang omzet per bulannya sekarang mencapai Rp185 juta. Awalnya ia memang doyan bermain airsofgun, tapi Arie sadar hobinya itu perlu banyak biaya, terutama untuk peralatannya (seragam).

Akhirnya dengan modal Rp280 ribu, ia membeli bahan baku berupa kain dan menjahitkannya ke penjahit. “Pakaian yang sudah jadi itu saya jual lagi di internet sebagai modal. Ternyata responnya luar biasa,” kenang Arie dikutip Dream.co.id dari laman UGM.ac.id, Jumat 5 September 2014.

Tidak disangka, dengan kualitas desain dan jahitan yang ditawarkan di media online, peminat seragam militer Arie juga datang dari pasar luar negeri.

Banyaknya ulasan terhadap produk yang dihasilkan mmebuat seragam militer karya Arie juga dilirik pasar domestik, salah satunya Polri.

“Gegana Brimob Polri mempercayakan desain seragam taktis kepada kita untuk salah satu detasemennya,” kata mahasiswa asal Pekanbaru ini.

Di semester tiga Arie akhirnya mendirikan PT. Molay Satrya Indonesia yang bergerak di bidang pengadaan, desain dan pembuatan perlengkapan taktis terutama seragam taktis.

Menurut Arie selain dari kepolisian, produk yang ia namakan Molay tersebut juga diminati tentara, salah satunya TNI-AL dari batalyon Intai Amfibi Marinir.

Kini, produk Molay baik seragam, rompi, topi dan tas sudah merambah di berbagai negara di dunia, seperti AS, Kanada, Austria, Vietnam, Jerman, Italia dan Arab.

Setiap bulan kurang lebih 200 stel pakaian berhasil mereka produksi. Itu pun masih jauh dari permintaan yang bisa mencapai lebih dari 500. “Kuncinya kualitas dan harganya bisa bersaing dengan produk luar,” ungkap Arie.

Bisnis yang dikelola Arie 80 persen menggunakan basis internet untuk promosi maupun mencari bahan, seperti kain. Jika awalnya bisnis yang dirintis pada 2009 hanya sendirian kini Arie sudah dibantu 17 karyawan dengan 10 staf dan 7 bagian produksi.  (Ism)

Sumber : Dream.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *