PERISTIWA

Penderita HIV/AID di Garut Terus Meningkat

Gapura Garut,– Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat mengkhawatirkan tingkat penyebaran virus HIV/AIDS belakangan ini. Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan setempat jumlahnya terus meningkat.
“Sebelumnya penularan HIV/AID ini melalui jarum suntik mendominasi kasus terbanyak di Garut, namun kini penyebaran virus ini sering terjadi melalui pola hidup seks yang tidak sehat” Kata dr. Tenny S. Rifai Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut saat dimintai Tanggapannya Jumat (12/9/2014).
Menurutnya meski belum ada kepastian mengenai jumlahnya,  namun berdasarkan beberapa fakta, laporan, dan temuan di lapangan, penyebaran virus yang mulai menjangkiti kalangan ibu rumah tangga sudah cukup meresahkan.
“Kondisinya memang sudah cukup mengkhawatirkan saat ini, kita juga masih terus berupaya untuk dapat menekan penyebarannya”. ungkapnya.
Sementara itu Menurut  Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Tatang Wahyudin, mengatakan Hingga Agustus 2014 kemarin, HIV/AIDS di Kabupaten Garut tercatat sebanyak 384 kasus.  Jumlah tersebut terdiri dari para penderita HIV sebanyak 64 orang laki-laki, 35 orang perempuan, serta penderita AIDS sekitar 185 orang laki-laki dan 100 orang perempuan. “Sekitar 134 orang diantaranya telah dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya.
Tatang, menambahkan jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Garut kemungkinan masih dapat bertambah, mengingat data itu diperoleh intansinya dari laporan berbagai sumber dan penelitian. Pihaknya mengaku kesulitan untuk mendata kesehatan seluruh warga Garut yang jumlahnya berada di atas 2,7 juta jiwa, karena terbatasnya proses pemeriksaan yang dilakukan.
“Selama ini pemeriksaan HIV/AIDS masih terbatas pada pengecekan untuk kepentingan medis, pemeriksaan HIV/AIDS oleh lembaga kepada komunitas, dan pemeriksaan yang bersifat sukarela. Jadi belum menyeluruh sehingga belum diketahui angka pasti berapa orang yang sudah terjangkit (HIV/AIDS),” paparnya.
Pola penularan melalui hubungan seks tidak sehat, munculnya berdasarkan  laporan, yang menyebutkan kasus paparan virus HIV/AIDS menjangkiti para ibu rumah tangga. Pada beberapa kasus tertentu, seorang ibu rumah tangga terinfeksi virus setelah ia berhubungan seks dengan suaminya yang pulang bekerja di daerah lain.
“Kami tidak tahu kehidupan yang dijalankan oleh para suaminya yang bekerja di daerah lain. Berdasarkan sejumlah temuan, para ibu rumah tangga ini ikut terjangkit virus HIV/AIDS setelah melakukan hubungan seks dengan suaminya yang pulang bekerja di daerah lain.” Tegasnya.
Penularan melalui hubungan seksual oleh suami isteri yang suaminya tidak sehat karena prilaku sex diluaran, secara tidak disadari terjadi penularan virus.
“Akibatnya, bukan hanya si isteri, namun bayi yang dilahirkan juga ikut menderita HIV/AIDS, bahkan
Peningkatan akan penularan virus HIV/AIDS di Garut sendiri saat ini cukup signifikan. Pada perkembangannya, hingga menjelang akhir 2014 ini penderita penyakit mematikan tersebut telah menyebar ke 24 kecamatan dari total 42 kecamatan di Garut.
“Paling banyak, para penderita HIV/AIDS di Garut berdomisili di Kecamatan Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, dan Garut Kota.”ucapnya
Menanggapi ancaman penularan virus HIV/AIDS, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan akan meningkatkan fasilitas medis di RSUD dr Slamet Garut. Salah satunya, melalui cara membangun bangunan baru yang dikhususkan bagi para penderia HIV/AIDS.
“Sedini mungkin kita akan berupaya mencegah agar virus mematikan itu tidak menyebar. Tentunya melalui pemahaman kepada masyarakat. Sementara untuk menanganinya, kami tengah membangun bangunan baru di rumah sakit (RSUD dr Slamet Garut) yang khusus menangani penyakit-penyakit tertentu, termasuk HIV/AIDS di dalamnya,” katanya.
Rudy pun berjanji akan meninjau kembali sejumlah tempat wisata dan hiburan di Garut yang rawan menjadi sarana penyebaran virus HIV/AIDS. Ia mengatakan, pihaknya selalu melakukan pemantauan terhadap perkembangan HIV/AIDS.
“Kami selalu mengawasi perkembangan virus HIV/AIDS di tempat-tempat wisata dan hiburan. Kami pun membatasi izin para pengusaha yang akan bergelut di bisnis dua bidang itu. Kawasan wisata Cipanas menjadi salah satu lokasi yang masuk ke dalam daftar pengawasan,” ujarnya.***jmb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *