PERISTIWA

Pasca Banjir Bandang, Warga Mulai Gatal-gatal Kena Penyait Kulit

DSC_0002_0001

Gapura Garut ,- Seribu jiwa lebih warga dari 303 Kepala Keluarga (KK) di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, yang menjadi korban banjir bandang yang menejang perkampungan mereka pada Selasa 9 Desember 2014 lalu.

Camat Kecamatan Cikajang Ganda Permana memastikan, mereka merupakan warga yang tersebar di lima kampung, yakni Kampung Barubandung, Pamegatan, Cipanas, Lapang, dan Cibubuay.

“Dari hasil pendataan yang dilakukan hingga Selasa malam, jumlah kampung yang digenangi banjir bertambah menjadi lima kampung dari sebelumnya empat kampung. Jumlah total warga yang menjadi korban sebanyak 1.177 jiwa atau 303 KK,” kata Ganda, Rabu (10/12/2014).

Menurutnya Berdasarkan hasil pendataan pihaknya bersama petugas dari BPBD Kabupaten Garut, jumlah kerusakan terutama rumah milik warga bertambah dari sebelumnya tercatat tiga unit kini menjadi enam unit.

“Yang hanyut ini tiga unit di Kampung Pamegatan dan tiga unit lainnya di Kampung Barubandung. Penyebabnya karena dua kampung itu wilayah yang paling parah digerus banjir pada Selasa kemarin. Kampung Pamegatan lokasinya di hulu Sungai Cibarengkok, sedangkan Kampung Barubandung di hilir sungainya. Makanya menjadi wilayah yang paling besar air banjirnya,” ungkapnya.

Ganda menambahkan data kerusakan yang telah tercatat di Kecamatan Cikajang, jumlah total rumah yang terendam sebanyak 279 unit. Air banjir yang merendam lima kampung di desa ini setidaknya telah surut berangsur-angsur sejak Rabu dini hari hingga siang.

“Airnya sudah surut. Cuma sekarang lingkungan menjadi kotor. Lumpur di mana-mana. Yang kami khawatirkan adalah dampak pasca banjir. Kondisi kotornya lingkungan akibat banjir bisa membuat warga terancam penyakit kulit dan pencernaan, bahkan sebagian dari warga sudah mulai merasakan gatal-gatal.” ungkapnya.

Pemerintah, lanjut  Ganda, telah menyiapkan dua posko darurat banjir. Dua posko ini terletak di dua lokasi berbeda, yakni Kantor Desa Mekarjaya dan Balai Pertemuan di Kampung Pamegatan.

“Meski kami sudah menyiapkan dua posko, belum ada masyarakat yang menggunakannya. Sebab mereka mengungsi ke rumah sanak saudaranya. Mungkin setelah surut ini, mereka sudah kembali ke rumah masing-masing. Sedangkan untuk warga yang rumahnya rusak karena ambruk dan terbawa arus sungai, masih mengungsi di rumah warga lain yang lebih aman,” paparnya.***TG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *