PERISTIWA

Banjir Bandang di Pangatikan Renggut Satu Korban Tewas Terbawa Hanyut

gambar banjir bandang ilustrasi, foto dok
gambar banjir bandang ilustrasi, foto dok

Gapura Garut ,- Peristiwa banjir bandang yang terjadi pada Senin (14/12/2015) sore lalu telah merenggut satu korban tewas akibat terseret arus sungai talaga bodas yang tiba-tiba meluap saat melintasi Kampung Cicapar Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan Kabupaten Garut.

Seorang warga dikampung Cicapar tersebut tewas seketika karena tidak sempat menyelamatkan diri saat luapan air sungai menggerus tanah yang dipijak korban saat sedang menyaksikan luapan banjir bandang yang melintas dikampungnya. Korban yang bernama Muhtadi (35), warga Kampung Cicapar, itu sempat terseret arus banjir Sungai Talagabodas sejauh 100 meter.

“Bencana banjir bandang ini terjadi pada Senin sore, sekitar pukul 15.30 WIB. Saat itu korban sedang mengontrol air sungai yang meluap di belakang rumahnya,” kata Dadi Zakaria, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Selasa (15/12/2015).

Menurut Dadi, besarnya arus sungai yang tiba-tiba meluap telah membuat erosi di pinggiran sungai, sehingga menyebabkan tanah yang dipijak korban ambruk.

“Korban seketika terbawa hanyut sejauh 100 meter. Ia mencoba menyelamatkan diri, namun tidak berhasil. Hingga akhirnya korban meninggal dunia. Korban langsung dievakuasi warga untuk dimakamkan,” ujarnya.

Dadi menambahkan, selain banjir bandang yang menyebabkan korban jiwa, juga telah terjadi peristiwa longsor di wilayah perbatasan Kecamatan Pangatikan dan Karang Tengah.

“Curah hujan sangat tinggi saat itu. Di waktu yang hampir bersamaan, longsor dan banjir bandang terjadi di perbatasan Kecamatan Pangatikan dan Karang Tengah,” imbuh Dadi.

Sementara itu, Camat Karang Tengah Asep Rahmat Solihin mengatakan, bencana longsor itu setidaknya membuat akses Jalan Desa Caringin di wilayah kecamatannya tertutup tanah dan lumpur. Agar dapat dilintasi kembali, unsur Muspika Kecamatan Karang Tengah bekerja sama membersihkan jalan dari material longsor.

“Beruntung di Kecamatan kami tak ada korban jiwa, karena kebanyakan longsor hanya menutupi arus jalan saja. Namun ada daerah di kawasan Desa Caringin, penduduknya harus dievakuasi,” ujar Asep.

Ia menjelaskan di bagian desa tersebut ada sedikitnya 25 Kepala Keluarga (KK). Menurutnya, wilayah desa tersebut berada di lokasi yang tanahnya terancam longsor, sehingga dikhawatirkan membahayakan penduduk sekitar.

“Untuk wanita dan anak-anak dari daerah desa itu kami sudah imbau untuk diungsikan ke sanak keluarganya. Namun yang pria sebagian berjaga di lokasi, sambil terus memberikan laporan, jika sudah aman bisa kembali ke lokasi tersebut,” tandasnya.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *