USAHA PRODUK

Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Mulai Berdampak Pada Pengrajin di Garut

Para pengrajin sangkar burung Kamung Ciloa menunjukan hasil karyanya, foto yusuf
Para pengrajin sangkar burung Kamung Ciloa menunjukan hasil karyanya, foto yusuf

Gapura Garut ,- Sejumlah pengrajin anyaman bambu yang berada di Kampung Ciloa, Desa Mekarsari,  Kecamatan Selaawi,  Kabupaten Garut, Jawa barat mulai merasakan dampak tigginya nilai tukar dolar terhadap rupiah yang terus melemah.

Sedikitnya sekitar 500 warga yang berpropesi sebagai pengrajin anyaman bambu dikawasan tersebut mulai kesulitan menjual hasil karyanya serta semakin mahalnya berbagai kebutuhan termasuk bahan baku penunjang kerajinan mereka selama ini.

Menurut Omi (45), warga kampung Ciloa yang selama ini sebagai pengepul barang kerajinan hasil warga sekitar mengaku mulai kesulitan memasarkan barang-barangnya.

“Pegaruhnya mulai terasa saat ini, pesanan barang kerajinan berupa sangkar burung menurun sementara juga bahan baku penunjang pada pembutan kerajinan seperti, cat, tiner, sudah pada naik harganya”, Kara Omi saat ditemui, Rabu (2/9/2015).

Selain bahan bauku penunjang kenaikan juga terjadi pada bahan baku utama, kini harga bambu atau awi tali ikut naik karena dipicu kenaikan harga-harga lainnya.

“Awalnya bambu jenis awi tali seharga Rp10.000 perbilahnya, kini menjadi Rp. 15000 perbilahnya, naik hampir lima ribuan dan ini sangat memukul para pengrajin”, Ungkapnya.

Sementara itu lanjut Omi,  penjualan sangkar burung berupa barang hasil kerajinan warga menurun drastis, jika biasanya banyak pesanan dari berbagai kota ditanah air kini sudah mulai sepi pesanan.

“Semenjak dolar terus naik penjualan sangkar burungnya malah terus menurun, pasanan makin sepi jika dibandingkan sebelum harga dolar naik”, ucapnya.

Omi berharap harga dolar di indonesia bisa kembali ke harga normal atau harga semula supaya usaha miliknya  bisa tetap berjalan.

“Harapan saya sih kedepanya harga dolar di indonesia kembali norman supaya uasaha milik saya ini tetap bertahan jangan sampai bangkrut gara-gara tidak ada pesanan atau bahan baku terus naik”, Harapnya.***Smkteam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *