USAHA PRODUK

Menteri Pertanian Saksikan Panen Jagung Hibrida di Garut

Menteri Pertanian Amaran Sulaiman didampingi Wagub Jabar Dedi Mizwar, saat kunjungannya di Garut, foto Kus
Menteri Pertanian Amaran Sulaiman didampingi Wagub Jabar Dedi Mizwar, saat kunjungannya di Garut, foto Kus

Gapura Garut ,- Panen jagung hibrida di Desa Pangeureunan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut secara resmi dimulai dan disaksikan langsung Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Rabu (23/3/2016).

Pada musim panen kali ini, lahan seluas 3.500 hektare (ha) dari sejumlah desa di Kecamatan Limbangan telah menghasilkan jagung sebanyak 42.000 ton.

“Saya berharap petani terus mengembangkan penanaman jagung hibrida untuk produktivitas yang lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani,” kata Amran, Rabu (23/3/2016).

Ia mengatakan, sasaran tanam jagung Jawa Barat tahun 2016 memiliki luas mencapai 195.752 ha, dengan target produksi sekitar 1,3 juta ton. Kontribusi Kabupaten Garut sendiri mencapai 53 persen, yakni seluas 73.000 ha dengan sasaran produksi 586.207 ton atau bila dirupiahkan setara dengan Rp1,8 triliun.

“Secara nasional produktivitas jagung dari tahun ke tahun mengalami tren peningkatan. Berdasarkan Angka Sementara BPS, produksi jagung nasional tahun 2015 sebesar 19,61 juta ton, atau naik 3,17 persen dibandingkan dengan produksi tahun 2014 lalu sebesar 19 juta ton,” ujarnya.

Pada 2016 ini, tambah dia, Kementrian Pertanian (Kementan) memproyeksikan produksi jagung naik menjadi 24 juta ton atau mengalami peningkatan 8,8 persen. Untuk itulah Amran menyatakan siap untuk mendorong produktivitas jagung hibrida di daerah, termasuk di Kabupaten Garut.

“Garut ini paling besar penghasil jagung, tahun 2015 mencapai 512 ribu ton produksinya. Per hektare, produksi jagung di Garut mencapai 13 ton,” imbuhnya.

Menurutnya jagung yang diproduksi di Garut telah mampu memenuhi pasar Jakarta dan beberapa daerah lain di Jawa Barat. Karena jumlah produksi yang terbilang tinggi, Amran mengajak kepala daerah di Kabupaten Garut dan Provinsi Jawa Barat untuk bersama-sama menjadikan Garut sebagai lumbung pangan jagung.

“Sekarang untuk kemudahan petani, jagung yang diproduksi ini langsung dibeli oleh Bulog,” ucapnya.

Ia menyampaikan, upaya mendukung ketahanan pangan perlu mendapat perhatian yang serius terhadap petani. Amran memastikan pihaknya siap memberikan bantuan yang dibutuhkan petani untuk meningkatkan produktivitas dan luas lahan pertanian.

“Makanya tidak boleh ada alih fungsi lahan pertanian. Itu tidak bisa ditawar,” katanya.

Dalam kunjungannya, Mentan memberikan bantuan kepada petani Garut berupa bibit jagung, padi dan alat pertanian seperti hand traktor dan pompa air. Sebagai upaya pengembangan ekonomi petani, rencananya pihak Kementan juga akan memberikan bantuan sapi untuk kelompok tani di Garut.

Sementara itu, para petani jagung di Desa Pangeureunan meminta pemerintah untuk menambah bantuan bibit jagung dan pupuk. Apalagi saat ini Kabupaten Garut didorong untuk memenuhi kebutuhan jagung hibrida di pasar nasional.

Uu Sarip, 35, Ketua Kelompok Tani Mekarsaluyu 11, mengatakan hasil produksi petani kelompoknya di panen raya tahun ini mengalami kenaikan 20 sampai 30 persen. Pada tahun lalu, produksi jagung hibrida kelompoknya mencapai 1.100 sampai 1.200 ton, sementara tahun ini hasilnya diperkirakan melebihi 1.200 ton.

Menurut Uu, jumlah produksi tersebut meningkat setelah para petani membuka lahan baru seluas 23 ha. “Hanya bantuan bibit dan pupuk itu masih kurang. Rata-rata satu kelompok tani mendapat bantuan bibit dan pupuk untuk tujuh ha. Padahal lahan yang digarap per kelompok itu mencapai 40 ha,” ujar Uu.

Para petani di wilayah kecamatannya selama ini mendapat bantuan bibit biji dalam jumlah yang kurang. Ia menyebut, setiap kelompok tani mendapat bantuan bibit ini sebanyak tiga kwintal.

“Sedangkan kebutuhan kelompok tani mencapai satu ton. Pupuknya juga kurang, bantuan cuma tiga ton per kelompok. Sedangkan kebutuhan lebih. Di sini itu ada 23 kelompok,” ucapnya.

Uu menyebut harga jagung basah saat ini berada di kisaran Rp2.700 sampai Rp2.800 per kg. “Sementara harapan para petani harga jual jagung bisa melebihi Rp 3.000 per kg,” tukasnya.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *